Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis
secara naratif; biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis.
Kata novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti "sebuah kisah atau
sepotong berita".
Novel merupakan cerita yang mengisahkan konflik pelaku
sehingga terjadi perubahan nasib tokoh. Unsur intrinsik novel sama dengan unsur
intrinsik cerpen. Perbedaan terletak pada alur yang kompleks pada novel.
Setiap novel memiliki karakteristik atau ciri
tersendiri. Karakteristik novel dapat diketahui dari gaya kepenulisan pengarang
dan "suara zaman". Karakteristik gaya kepenulisan pengarang dapat
diketahui dari gaya bahasa yang digunakan novel angkatan 20-an (Balai Pustaka),
Angkatan 30-an (Pujangga Baru), dan novel-novel modern. Novel angkatan 20-an
seperti Siti Nurbaya masih menyisipkan perumpamaan klise dan pepatah. Novel
angkatan 30-an seperti Layar Terkembang tidak menggunakan perumpamaan klise dan
pepatah. Sementara itu, gaya kepenulisan pengarang novel modern lebih bebas dan
menggunakan bahasa Indonesia, bukan bahasa Melayu.
Karakteristik "suara zaman" dapat diketahui
dari periode angkatan novel tersebut dirilis. Novel-novel yang diterbitkan
dalam periode Angkatan 20-an seperti Azab dan Sengsara, Siti Nurbaya, La Hami,
dan Di Bawah Lindungan Kaabah. Novel Angkatan 20-an memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1. Isi novel menggambarkan pertentangan paham antara
kaum tua dengan kaum muda.
2. Isi novel menampilkan persoalan kawin paksa.
3. Isi novel menggambarkan jiwa kebangsaan yang belum
maju.
4. Gaya bahasa dalam novel lebih sering menggunakan
syair, pantun, dan pepatah.
Novel Angkatan 30-an memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1. Pengarang lebih bebas menentukan nasib karya
sastranya sendiri.
2. Isi novel menampilkan persoalan yang dihadapi
masyarakat kota.
3. Novel Angkatan 30-an menggambarkan cara menggunakan
kebebasan dan fungsi kebebasan dalam masyarakat.
4. Novel Angkatan 30-an tidak menggunakan pepatah.
Bahasa dalam novel lebih sering menggunakan ungkapan.
Novel-novel modern memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1. Gaya bahasa lebih lugas.
2. Alur yang digunakan umumnya alur campuran.
3. Amanat tidak secara langsung disampaikan oleh
pengarang.
4. Tema yang digunakan lebih luas.
Contoh:
Kutipan novel 1
Kata-kata Azam tadi malam ia anggap merendahkannya. Ia
sangat tersinggung. Apalagi tadi malam pemuda itu memutuskan pembicaraannya
secara sepihak. Berani-beraninya berlaku tidak sopan padanya? Baginya tindakan
Azam itu bukan hanya tidak sopan, tapi sangat menghinanya. Ia memang orang yang
mudah emosi jika ada sedikit saja yang tidak sesuai dengan suasana hatinya.
Kutipan novel 2
Sambil tertawa, ia berjabat tangan dengan kami. Ia
pemuda yang cakap rupanya. Kulitnya kuning seperti kulit orang Cina dan matanya
pun agak sipit. Mungkin ia keturunan orang Cina atau Jepang. Ia berkumis kecil
dan janggutnya jarang-jarang seperti altar yang liar. Rambutnya belum tercukur
dan pakaiannya sekumal pakaian seorang montir.
Perbedaan karakteristik kedua novel adalah watak tokoh
diketahui tokoh lainnya (kutipan novel 1) dan watak tokoh diuraikan oleh
pengarang (kutipan novel 2)
Daftar Pustaka
1. Bernadette
Adventa, Menentukan Perbedaan Karakteristik Dua Kutipan Novel, http://baw30.blogspot.co.id/2014/02/menentukan-perbedaan-karakteristik-dua.html
, 10 Maret 2016, 18:57.
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Novel 10 Maret 2016, 19:21.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar