Selasa, 05 Juli 2016

Unsur Pemeranan

Modal dasar seorang pemeran tidak sebatas penguasaan tubuh, ekspresi mimik, penghayatan, suara dan kemampuan pikir yang harus dimiliki, tetapi perlu ditunjang dengan pengetahuan dan pemahaman terhadap unsur-unsur lain sebagai penunjang pemeranan didalamnya, yaitu cerita atau naskah, rias, busana, asesori (kostum), peralatan, irama permainan atau kepekaan musikalitas dan kepekaan ruang (tempat bermain peran). Pentingnya unsur-unsur pemeranan dimaksud adalah untuk memberikan kesempurnaan dan totalitas ekspresi watak tokoh dan pesan moral yang diungkapkan seorang pemeran. Berikut ini beberapa unsur pemeranan.
1. Lakon
Kata lakon artinya melakukan, melakoni cerita yang dilakukan oleh seorang tokoh. Kedudukan lakon dalam sebuah cerita adalah sebagai nyawa, nafas atau ruh dalam menjalin hubungan cerita (struktur cerita) melalui tokoh atau peran yang dibawakan seorang pemeran. Penulisan naskah atau lakon teater, memiliki kekhasan tersendiri. Pemilihan tema dan panjang pendeknya cerita sangat tergantung pada babak, serial, episodic naskah dari ketertarikan setiap orang (bersifat personal) dalam memahami: isi cerita, struktur cerita dan unsur-unsur cerita untuk dijadikan subjek karya teater.

Sumber-sumber cerita atau naskah atau lakon diperoleh melalui: cerita-cerita fiksi, cerita sejarah, cerita–cerita daerah Nusantara, dan lain lain. Beberapa Sumber cerita Teater remaja dengan sarat nilai pendidikan terdapat pada dongeng binatang, fable (Si Kancil, Sang Harimau), kisah 1001 malam (Lampu Aladin, Ratu Balqis, Sang Penyamun.), legenda (Sangkuriang, Sangmanarah, Lutungkasarung ), sejarah (Pangeran Borosngora, Pangeran Gesan Ulun, Pangeran Kornel, Wali Songo,).

2. Unsur Penokohan dan Perwatakan
Penokohan didalam seni teater dapat dibagi dalam beberapa kedudukan tokoh atau peran, antara lain: Protagonis, Antagoni, Deutragonis, Foil, Tetragoni, Confident, Raisonneur dan Utility.


  • Protagonis adalah tokoh utama, pelaku utama atau pemeran utama disebut sebagai tokoh putih. Kedudukan tokoh utama adalah memainkan cerita hingga cerita memiliki peristiwa dramatis (konflik pertentangan)
  • Antagonis adalah lawan tokoh utama, penghambat pelaku utama disebut sebagai tokoh hitam. Kedudukan tokoh antagonis adalah yang mengahalangi, menghambat itikad atau maksud tokoh utama dalam menjalankan tugasnya atau mencapai tujuannya.
  • Deutragonis adalah tokoh yang berpihak kepada tokoh utama. Biasanya tokoh ini membantu tokoh utama dalam menjalankan itikadnya. 
  • Foil adalah tokoh yang berpihak kepada lawan tokoh utama. Biasanya tokoh ini membantu tokoh Antagonis dalam menghambat itikad tokoh utama. 
  • Tetragonis adalah tokoh yang tidak memihak kepada kepada salah satu tokoh lain, lebih bersifat netral. 
  • Confident adalah tokoh yang menjadi tempat pengutaraan tokoh utama. Pendapat-pendapat tokoh utama tersebut pada umumnya tidak boleh diketahui oleh tokoh-tokoh lain selain tokoh tersebut dan penonton.
  • Raisonneur, adalah tokoh yang menjadi corong bicara pengarang kepada penonton.
  • Utilitty adalah tokoh pembantu baik dari kelompok hitam atau putih. Tokoh ini dalam dunia pewayangan disebut punakawan. Kedudukan tokoh Utilitty, kadangkala ditempatkan sebagai penghibur, penggembira atau hanya sebatas pelengkap saja, 
3. Unsur Tubuh
Tubuh dengan seperangkat anggota badan dan ekspresi wajah merupakan unsur penting yang perlu dilakukan pengolahan atau pelatihan agar tubuh memiliki; stamina yang kuat, kelenturan tubuh dan daya refleks atau kepekaan tubuh.

4. Unsur Suara
Suara yang dikeluarkan indra mulut dan hidung melalui rongga dan pita suara berfungsi untuk penyampaian pesan pemeranan melalui pengucapan kata-kata. Unsur suara sebagai sarana dalam pemeranan seni teater agar berfungsi dengan baik, dan memiliki manfaat ganda dalam menunjang seni peran perlu dilakukan pengolahan berupa pelatihan terhadap unsur-unsur anggota tubuh yang terkait dengan pernapasan dan pengucapan melalui teknik pemeranan.

5. Unsur Penghayatan
Penghayatan adalah penjiwaan, mengisi suasana perasaan hati, kedalaman sukma yang digali dan dilakukan seorang pemeran ketika membawakan pemeranannya di atas pentas. Setiap pemeran dalam membawakan pemeranannya akan terasa berbeda. Sekalipun bersumber penokohan yang sama dari naskah yang sama. Latihan untuk memperoleh kepekaan rasa atau sukma atau pengaturan emosi bagi seorang pemeran dapat dilakukan melalui teknik olah rasa.

6. Unsur Ruang
Pengertian ruang secara umum adalah tempat, area, wilayah untuk bermain peran dalam melakukan gerak diam (pose) atau gerak berpindah (movement). Ruang yang diciptakan pemeran dalam bentuk mengolah posisi tubuh dengan jarak rentangan tangan dengan anggota badannya; lebar (gerak besar), sedang (gerak wajar), kecil (gerak menciut). Contohnya, gerak besar, biasanya pemeran memperoleh suasana; angkuh, sombong, menguasai, agung, kebahagiaan, perpedaan status, dan atau marah dst. Adapun, ruang wajar dan bersahaja biasanya dilakukan seorang pemeran pada suasana; akrab, bersahaja, status sama, damai, tenang dan nyaman. Ruang pemeranan yang dibangun seorang pemeran dengan gerak atau respon kecil, biasanya dilakukan dalam suasana: tertekan, sedih, takut, mengabdi, dan budak.

7. Unsur Kostum
Pengertian kostum dalam seni peran adalah semua perlengkapan yang dikenakan, menempel, melekat, mendandani untuk memperindah tubuh pemeran. Kostum meliputi unsur ; rias, busana, dan asesori sebagai penguat, memperjelas watak tokoh, baik secara fisikal, psikis, moral atau status sosial. Contohnya dalam berpakaian, seperti; Polisi, Tentara, Hansip, Satpam, Guru, Kepala Desa, Pejabat, Rakyat, Pengemis, Wadam, dan Anak Sekolah

8. Unsur Property
Property dalam pemeranan adalah semua peralatan yang digunakan pemeran, baik yang dikenakan maupun yang tidak melekat ditubuh, tetapi dapat diolah dengan menggunakan tangan (handprop) dan berfungsi untuk penguat watak atau karakter seorang pemeran, seperti : tas, topi, cangklong, tongkat, pentungan, kipas, panah dan busur, dan golok.

9. Unsur Musikal
Unsur musikal atau unsur pengisi, penguat, pembangun suasana laku pemeranan di atas pentas, meliputi; irama suasana hati atau sukma dalam membangun irama permainan dengan lawan main, irama vocal, suara pengucapan (Opera, Gending Karesmen, dan Wayang Wong) sang pemain, atau aktor, dan irama musik sebagai penguat karakter tokoh (Cepot, Bodor, Semar, dan Raja.) berupa; gending, musik, suara atau bunyi dan efek audio, baik melalui iringan musik langsung (live) maupun musik rekaman (playback),contohnya; Musik Kabaret, dan Musik Operet.

Daftar Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar