Selasa, 05 Juli 2016

Menyimpulkan Isi Dialog

Dialog (kadang-kadang dieja sebagai dialog pada Bahasa Inggris Amerika) adalah sebuah literatur dan teatrikal yang terdiri daripercakapan secara lisan atau tertulis antara dua orang atau lebih. Sejarahnya berasal sebagai narasi, filosofi atau lambang dedikasi yang dapat ditemukan di Literatur Yunani Kuno dan Literatur India, khususnya pada seni kuno yaitu Retorika.
              Dialog merupakan salah satu bentuk pembicaraan yang dapat digunakan untuk mencari pemecahan masalah. Dalam dialog, masing-masing pihak dapat menyampaikan sumbangan pemikiran untuk menemukan solusi dari sebuah permasalahan. Bahkan, dialog ternyata mampu digunakan untuk menyelesaikan permasalahan bangsa. Forum-forum dialog antarbangsa pun sering dilakukan. Tujuan belajar adalah dapat menentukan tema dan menyimpulkan isi dialog interaktif beberapa narasumber pada tayangan televisi atau siaran radio.
              Dialog interkatif adalah dialog yang melibatkan peran pendengar untuk ikut menanggapi atau menanyakan seputar isi pembicaraan dalam dialog itu. Pendengar atau pemirsa dapat memberi masukan, saran atau usul mengenai topik yangs edang dibahas dalam dialog. Dengan demikian topik yang dibahas akan semakin tajam dan mendalam.. Di radio maupun televisi, kita dapat mendengar atau melihat acara dialog. Dengan mendengarkan dialog antartokoh, kita akan dapat memahami pandangan setiap tokoh terhadap suatu masalah.
Dalam sebuah dialog interaktif ada beberapa orang yang terlibat dalam dialog tersebut. Orang-orang yang terlibat dalam sebuah dialog interaktif di antaranya adalah moderator, narasumber, dan pemirsa.
1.      Moderator atau biasa disebut juga pembawa acara atau presenter adalah orang yang memandu jalannya dialog. Moderator juga harus dapat memastikan dialog tidak menyimpang dari tema yang sedang dibahas. Selain itu moderator juga menutup dan membuka dialog, serta menyampaikan pertanyaan kepada narasumber.
2.      Narasumber adalah sumber informasi yang memiliki kemampuan atau kompetensi dalam bidang yang dijadikan masalah dalam dialog. Seorang narasumber biasanya memberikan keterangan dan pendapat tentang masalah yang sedang dibahas.
3.      Pemirsa adalah penonton atau pendengar yang mengikuti jalannya dialog interaktif. Penonton dibedakan menjadi penonton pasif dan penonton aktif. Penonton pasif adalah penonton yang mengikuti dialog tanpa memberikan komentar atau pendapat. Penonton aktif adalah penonton yang mengajukan pertanyaan dan pendapat terhadap masalah yang sedang dibahas.
              Dalam sebuah dialog interaktif, moderator, narasumber, dan pemirsa terlibat secara aktif dalam mendiskusikan sebuah masalah untuk dicarikan penyelesaian atau solusinya.Dialog termasuk dialog interaktif penting untuk diikuti sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan. Dengan sering mengikuti dialog interaktif menjadikan tidak ketinggalan informasi terkini tentang berbagai hal apalagi masalah yang sedang hangat dibicarakan di masyarakat. Hal ini merupakan salah satu faktor pentingnya menguasai kompetensi dasar menyimpulkan isi dialog interaktif beberapa narasumber pada tayangan televisi atau siaran radio.
              Untuk dapat menyimpulkan isi sebuah dialog tentunya ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar simpulan yang disusun sesuai dengan isi sebuah dialog. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara laian sebagai berikut.
1.      Mendaftar Butir-Butir Penting Isi Dialog
Dalam kegiatan mendengarkan dialog, sebaiknya menyiapkan catatan kecil. Gunanya untuk mencatat butir-butir penting yang dibicarakan dalam dialog. Dari uraian yang disampaikan oleh narasumber, catatlah hal-hal penting yang disampaikan dalam dialog tersebut.
2.      Menyimpulkan Isi Dialog
Berdasarkan butir-butir penting isi dialog yang telah dicatat, dapat ditarik hubungan untuk membuat simpulan isi dialog. Perlu diingat, bahwa simpulan harus memuat intisari dari hal yang dibicarakan dalam dialog. Pernyataan simpulan tidak perlu panjang, namun sudah mencakup banyak hal. Kesimpulan dapat ditarik dari informasi tersurat dan informasi tersirat yang disampaikan oleh narasumber.
Perhatikan contoh dialog interaktif di bawah ini.

Moderator
:
Sebenarnya, apa yang terjadi pada diri Ceriyati, Pak?
Narasumber
:
Ceriyati mengalami kasus kekerasan yang dilakukan oleh majikannya di Kuala Lumpur.
Moderator
:
Lalu, bagaimanakah kasus itu sekarang, Pak?
Narasumber
:
Kasus kekerasan yang dialami Ceriyati telah ditangani secara cepat dan tegas oleh Disnakertrans, Departemen Luar Negeri (Deplu), dan KBRI di Malaysia.
Moderator
:
Langkah apa yang telah ditempuh oleh mereka, Pak?
Narasumber
:
Saat ini, langkah yang ditempuh antara lain dengan membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.
Moderator
:
Bagaimana dengan proses hukum?
Narasumber
:
Proses hukum juga telah berjalan. Terbukti, majikan Ceriyati kini sudah ditahan. Hal yang jelas, agen yang mengirim Ceriyati menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT) ke Malaysia itu legal. Kami sudah memanggil agen tersebut.
Moderator
:
Dengan adanya kasus ini, apakah pengiriman TKI yang akan menjadi pembantu rumah tangga ke Malaysia akan distop, Pak?
Narasumber
:
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) menyatakan belum akan menyetop pengiriman Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga ke Malaysia pascaperistiwa kekerasan terhadap Ceriyati oleh majikannya.
Moderator
:
Apa alasannya, Pak?
Narasumber
:
Pasalnya peristiwa tersebut tidak dapat digeneralisasi untuk pekerja lain.
Moderator
:
Maksud, Bapak?
Narasumber
:
Masyarakat di Indonesia yang tinggal di Malaysia berjumlah cukup banyak, yakni sekitar 1,2 juta orang. Jadi, beberapa peristiwa seperti yang dialami Ceriyati menjadikan kepentingan hubungan kedua negara serta kepentingan TKI lain yang bekerja di Malaysia.
Moderator
:
Jadi, kita harus bagaimana, Pak?
Narasumber
:
Jadi, masalah ini harus dilihat secara arif dan bijaksana. Masalah ini diselesaikan kasus per kasus



Hal-hal penting dialog
1.      Ceriyati mengalami kasus kekerasan yang dilakukan oleh majikannya di Kuala Lumpur. 
2.      Kasus kekerasan telah ditangani oleh Disnakertrans, Departemen Luar Negeri (Deplu), dan KBRI di Malaysia. 
3.      Langkah yang ditempuh dengan membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis. Proses hukum telah berjalan, majikan Ceriyati kini sudah ditahan. Agen yang mengirim Ceriyati sudah dipanggil.
4.      Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) menyatakan belum akan menyetop pengiriman Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di Malaysia pascaperistiwa kekerasan terhadap Ceriyati karena peristiwa tersebut tidak dapat digeneralisasi untuk pekerja lain.
5.      Masyarakat di Indonesia yang tinggal di Malaysia sekitar 1,2 juta orang. Peristiwa seperti yang dialami Ceriyati menjadikan kepentingan hubungan kedua negara serta kepentingan TKI lain yang bekerja di Malaysia. Masalah ini harus dilihat secara arif dan bijaksana, serta diselesaikan kasus per kasus.

Tema :
Tema dialog yaitu inti yang menjadi dasar dalam dialog tersebut.Tema dialog adalah Kekerasan Terhadap TKI
Kesimpulan :
Kasus kekerasan terhadap Ceriyati telah ditangani oleh Disnakertrans, Departemen Luar Negeri (Deplu), dan KBRI di Malaysia. Proses hukum telah berjalan, majikan Ceriyati kini sudah ditahan. Agen yang mengirim Ceriyati juga sudah dipanggil.
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) belum akan menyetop pengiriman Tenaga Kerja Indonesia ke Malaysia pascaperistiwa kekerasan terhadap Ceriyati karena peristiwa tersebut tidak dapat digeneralisasi untuk TKI yang lain.
Peristiwa seperti yang dialami Ceriyati menjadikan kepentingan hubungan kedua negara serta kepentingan TKI lain yang bekerja di Malaysia. Masalah kekerasan terhadap TKI harus dilihat secara arif dan bijaksana, serta diselesaikan kasus per kasus.

Informasi Tersirat
Informasi yang disampaikan secara tersirat dalam dialog tersebut adalah alasan utama kebanyakan TKI bekerja ke luar negeri adalah faktor ekonomi. Kebanyakan mereka adalah orang miskin. Jasa tenaga kerja mereka tidak dapat disalurkan di dalam negeri karena negara tidak dapat menyediakan lapangan kerja yang cukup.


Daftar Pustaka :

Menulis Iklan Baris

Iklan baris (bahasa Inggris: Classified advertising) adalah salah satu cara promosi barang dan jasa yang umumnya ditemukan di koran. Cara ini merupakan pengembangan dari promosi iklan yang mengutamakan daya tarik dengan gambar dan dengan informasi yang lebih lengkap dan terperinci dalam bentuk teks. Iklan baris mengutamakan informasi yang paling inti yang perlu diketahui oleh peminatnya. Karena itu biasanya iklan baris hanya memuat informasi seperlunya dan hanya membutuhkan beberapa baris saja. Biasanya koran-koran mensyaratkan iklan baris minimal 2-3 baris dilengkapi sekali dengan laman, nomor telepon, dan sebagainya untuk menambah keberkesanan iklan baris tersebut.
Iklan baris salah satu bentuk teks persuasif yang dimuat pada media cetak dengan perhitungan biaya jumlah baris. Jika kita mencermati gaya penulisan iklan baris di berbagai media cetak atau surat kabar, jarang sekali kita jumpai iklan yang ditulis dengan lengkap, karena memang ada aturan-aturan baku yang mengatur mengenai batasan panjang pendeknya sebuah iklan baris. Aturan yang disepakati secara umum adalah iklan baris terpendek minimal 2 baris dan panjang maksimal adalah 10 baris. Apabila iklan yang akan kita tuliskan ternyata lebih dari 10 baris, maka penulisannya harus diringkas atau disingkat lagi atau diubah formatnya menjadi iklan kolom.
Harga iklan kolom berbeda dengan harga iklan baris. Iklan baris dihitung berdasarkan jumlah baris. Misalnya per baris Rp. 30.000, jika ada 3 baris, jadi harus membayar Rp. 90.000, Sedangkan iklan kolom dihitung berdasarkan harga per milimeter kolom dikali berapa kolom. Misalnya saja pasang 1 kolom dengan panjang 5 cm. Harga per milimeter kolom Rp. 10.000, jadi harus membayar 1 kolom x 50 mm x Rp. 10.000 = Rp. 500.000.
Hal yang perlu diingat saat membuat iklan baris di media massa adalah penghematan kata. Hal ini disebabkan adanya penghitungan biaya iklan yang didasarkan pada panjang baris atau jumlah kata. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam iklan baris sering terdapat singkatan-singkatan. Namun, penghematan kata dan penyingkatan kata harus tetap memerhatikan kejelasan isi atau pesan yang ingin disampaikan. Jangan sampai penghematan kata dan penyingkatan justru menjadikan masyarakat tidak memahami maksud dari iklan tersebut.


Sebelum berlatih menulis iklan baris, perhatikanlah beberapa daftar singkatan yang sering dipergunakan dalam menulis iklan baris berikut!
Setelah memerhatikan beberapa daftar singkatan untuk menulis iklan baris di atas perhatikan ciri-ciri iklan baris di bawah ini. Beberapa ciri iklan baris adalah sebagai berikut.

  • Dibuat dalam format baris, hal ini untuk menghemat biaya pemasangan karena penghitungan biaya berdasarkan jumlah baris.
  • Menggunakan singkatan atau akronim yang lazim digunakan.
  • Ditulis dengan ukuran yang sama, jumlah baris maksimal 10 baris dan minimal 2 baris.
  • Bahasa singkat, padat, dan hemat. Namun, mengandung informasi yang padat sesuai dengan keinginan pemasang iklan.

Perhatikan contoh iklan baris di bawah ini
JL Rmh LT/B:309/500,2LT,5KT,4KM
Grs 2Mbl,PAM,2200W,Lok.Manyaran
Strgs.T.081802436517

Bila ditulis lengkap, teks iklan itu akan berbunyi sebagai berikut.


Teks tersebut merupakan iklan baris yang sering ditemukan pada media cetak, khususnya koran harian. Barangkali tata tulisnya sangat berbeda dengan tulisan pada teks yang lain, banyak kata atau angka-angka yang memang khas dipakai pada penulisan iklan baris. Perlu diketahui, bahwa iklan baris ditulis dengan gaya seperti itu semata-mata demi efisiensi biaya pemuatan.


Daftar Pustaka:

Menganalisis Nilai-Nilai Kehidupan Dalam Cerpen

Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokohplottemabahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.
    Cerpen merupakan salah satu bentuk karya sastra yang berbentuk prosa. Cerpen ada yang bersifat fiktif dan nonfiktif. Cerita yang ditampilkan dalam sebuah cerpen biasanya hanya sepenggal peristiwa yang terjadi pada seseorang dan fokus cerita terletak pada tokoh utamanya. Cerpen biasanya juga diterbitkan dan dibukukan dalam bentuk kumpulan yang disebut buku kumpulan cerpen.
   Akan tetapi, sebelum kalian berlatih menganalisis nilai kehidupan pada cerpen-cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen, terlebih dulu kalian harus memahami tentang unsur-unsur intrinsik yang ada di dalamnya.

   Pada umumnya, unsur intrinsik cerpen meliputi hal-hal berikut ini.
  1. Tema adalah sumber gagasan/ide cerita atau gagasan pokok yang dikembangkan menjadi sebuah karangan.
  2. Alur adalah urutan peristiwa sebab akibat yang menjalin suatu cerita. Ada alur maju, alur mundur, dan alur gabung (gabungan dari alur maju dan alur mundur).
  3. Tokoh adalah pelaku-pelaku dalam cerita. Tokoh dibedakan menjadi tiga, yakni protagonis, antagonis, dan tritagonis.
  4. Sudut pandang adalah tempat atau titik darimana seseorang melihat objek karangan.
  5. Latar adalah waktu dan tempat serta keadaan sosial yang digunakan pengarang dalam menyusun cerita.
  6. Amanat adalah pesan moral yang terdapat dalam cerita.
   Bila kalian cermati, tokoh-tokoh di dalam cerpen mempunyai sifat dan melakukan aktivitas seperti kehidupan manusia sesungguhnya. Dengan kata lain, cerpen mengandung nilai-nilai kehidupan yang dapat diambil dari peran masing-masing tokoh dalam isi cerpen tersebut. Di dalam setiap karya sastra (termasuk cerpen) terkandung beberapa nilai yang dapat diteladani atau dipetik hikmahnya. 

   Adapun nilai-nilai kehidupan yang ada di dalam cerpen, antara lain:
  1. Nilai moral atau keagamaan yaitu nilai yang berkenaan dengan Tuhan dan agama;
  2. Nilai kemanusiaan atau sosial yaitu nilai yang berkenaan dengan masyarakat;
  3. Nilai etika atau susila atau norma yaitu nilai yang berkenaan dengan budi bahasa, sopan santun; dan
  4. Nilai estetika atau keindahan yaitu nilai yang berkenaan dengan seni dan kehidupan.

Daftar Pustaka :

Menemukan Tema, Latar, dan Penokohan Cerita Pendek

Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.
Apresiasi adalah kegiatan mengamati, menilai, dan menghargai dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang. Tujuan Apresiasi Sastra merupakan pengalaman rohaniah-batiniah manusia, bukan pengalaman jasmaniah, penangkapan kognitif, konseptual, dan penyimpulan atas fenomena-fenomena karya sastra yang kita apresiasi, pengapresiasi dapat memperoleh kesadaran tentang berbagai hal, keindahan, kekejaman, ketidakmanusiawian, kebermaknaan hidup, hakikat hidup manusia, hakikat hidup bersama, kebobrokan dan kelicikan permainan kekuasaan, ketidakmampuan manusia berkelit dari tradisi belenggu budayanya, dan sebagainya, dan apresiasi sastra menghidangkan hiburan mentalistis yang bermain-main dalam jiwa dan batin kita.

Untuk dapat mengapresiasi sebuah karya sastra dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi unsur intrinsik karya sastra. Unsur intrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra, seperti : tema, tokoh, alur, latar, dan amanat.  Berikut ini unsur-unsur intrinsik cerita.

1.Tema
Setiap cerita pasti memiliki gagasan pokok yang diangkat sebagai ide cerita. Hal tersebut dinamakan tema cerita. Misalnya kesetiakawanan, persahabatan, perjuangan dan sebagainya.

2. Latar
Latar menunjuk kepada waktu dan tempat berlangsung kisah cerita itu. Dalam cakupan yang lebih luas, latar dapat menjelaskan sebuah kurun waktu, misalnya zaman perang kemerdekaan atau zaman pemerintahan kerajaan. Latar juga dapat merujuk pada strata kehidupan, misalnya sebuah kisah cerita berlangsung di kalangan konglomerat atau cerita di kalangan masyarakat miskin, dan sebagainya. Latar sangat mendukung jalan cerita, adapun jenis-jenis latar seperti dibawah ini.
  • Latar waktu adalah keterangan tentang kapan peristiwa dalam cerpen tersebut terjadi. Misalnya: pagi hari, siang hari, atau malam hari.
  • Latar tempat menunjukkan keterangan tempat peristiwa itu terjadi. Misalnya: dirumah, dikamar, di dalam bus, di halaman, atau di Jakarta.
  • Latar suasana menggambarkan suasana peristiwa yang terjadi. Misalnya: suasana gembira, sedih atau romantis, dan lain-lain.

3. Penokohan atau perwatakan
Hal yang menarik dalam sebuah cerita berupa diciptakannya konflik antarpelaku akibat gesekan perbedaan karakter atau watak para tokoh. Hal itu disebut dengan penokohan atau perwatakan. Pemberian karakter tokoh atau pelaku dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
  • Penokohan langsung, artinya dalam menuturkan ceritanya, pengarang menyebutkan secara langsung perwatakan tokohnya. Dalam teknik penokohan jenis ini, pembaca tidak perlu menyimpulkan perwatakan pelaku. 
  • Penokohan tidak langsung, artinya dalam menuturkan ceritanya, pengarang tidak secara langsung menyebutkan watak tokohnya. Pengarang melukiskannya melalui tingkah laku, sikap, lingkungan maupun gambaran fisik tokoh. Bahkan, melalui reaksi tokoh lain terhadap tokoh yang dimaksud. Dalam teknik penokohan jenis ini, pembaca harus menyimpulkan sendiri perwatakan tokoh.

4. Alur
Cerita dibangun atas jalinan peristiwa yang sambungmenyambung membentuk satu kesatuan cerita yang disebut alur cerita. Alur terbagi atas tahapan-tahapan yang dibahas pada bagian lain dalam buku ini.
  • Alur maju. Pada alur maju atau disebut juga dengan alur progresif, penulis menyajikan jalan ceritanya secara berurutan dimuali dari tahapan perkenalan ke tahapan penyelesaian secara urut dan tidak diacak.
  • Alur mundur. Alur mundur adalah proses jalannya cerita secara tidak urut. Biasanya pengarang menyampaikan ceritanya dimulai dari konflik menuju penyelesaian, kemudian menceritakan kembali latar belakang timbulnya konflik tersebut. 
  • Alur campuran. Alur jenis ini adalah gabungan dari alur maju dan alur mundur. Penulis pada awalnya menyajikan ceritanya secara urut dan kemudian pada suatu waktu, penulis menceritakan kembali kisah masa lalu atau flash back.

5. Sudut pandang
Sudut pandang adalah posisi pengarang saat menuturkan cerita. Pengarang dapat memerankan dirinya sebagai pelaku yang seolah-olah menceritakan kisahnya sendiri atau pengarang sebagai pengamat yang menceritakan kisah orang lain.
  • Sudut Pandang Orang Pertama Tunggal. Pengarang dalam sudut pandang ini menempatkan dirinya sebagai pelaku sekaligus narator dalam ceritanya. Menggunakan kata ganti “Aku” atau “Saya”. Namun begitu, SP ini bisa dibedakan berdasarkan kedudukan “Aku” di dalam cerita itu. “Aku” tokoh utama pengarang menempatkan dirinya sebagai tokoh di dalam cerita yang menjadi pelaku utama. Melalui tokoh “Aku” inilah pengarang mengisahkan kesadaran dirinya sendiri (self consciousness); mengisahkan peristiwa atau tindakan. “Aku” tokoh tambahan Pengarang menempatkan dirinya sebagai pelaku dalam cerita, hanya saja kedudukannya bukan sebagai tokoh utama. Keberadaan “Aku” di dalam cerita hanya sebagai saksi. Dengan demikian, tokoh “Aku” bukanlah pusat pengisahan.
  • Sudut Pandang Orang Pertama Jamak. Bentuk SP ini sesungguhnya hampir sama dengan SP orang pertama tunggal. Hanya saja menggunakan kata ganti orang pertama jamak, “Kami”. Pengarang dalam sudut pandang ini menjadi seseorang dalam cerita yang bicara mewakili beberapa orang atau sekelompok orang. 
  • Sudut Pandang Orang Kedua. Pengarang menempatkan dirinya sebagai narator yang sedang berbicara kepada orang lain, menggambarkan apa-apa yang dilakukan oleh orang tersebut. SP ini menggunakan kata ganti orang kedua, “Kau”, “Kamu” atau “Anda” yang menjadi pusat pengisahan dalam cerita.
  • Sudut Pandang Orang Ketiga Tunggal. Pengarang menempatkan dirinya sebagai narator yang berada di luar cerita, atau tidak terlibat dalam cerita. Dalam SP ini, narator menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut namanya, atau kata gantinya; “Dia” atau “Ia”

6. Amanat
Selain berkarya, pengarang cerita berupaya menyampaikan pesan moral kepada pembaca cerita melalui amanat cerita. Amanat harus disimpulkan sendiri oleh pembaca.

Daftar Pustaka


Menceritakan Kembali Isi Cerpen

Cerita pendek adalah sebuah karangan yang menceritakan tentang suatu alur cerita yang memiliki tokoh cerita dan situasi cerita terbatas. Sebuah cerpen biasanya akan langsung mengarah ke topik utama cerita karena memang alur ceritanya cuma sekali dan langsung tamat. Cerita pendek dapat diceritakan kembali dalam bentuk yang lain. Biasanya lebih singkat tetapi inti dari cerita pendek tersebut masih sama.
 Langkah-langkah menceritakan kembali isi cerpen:
1.      Sebelum kita menceritakan kembali isi cerpen kita harus tahu bentuk tahapan alurnya
·         Alur maju: alur cerita ini biasanya yang paling sering muncul, alur ini menceritakan cerpen dari penampilan masalah, kemudian klimaks, dan diselesaikan dengan penyelesaian masalah.
·         Alur mundur: alur ini menceritakan cerpen yang secara tiba-tiba terjadi konflik/klimaks dan dilanjutkan dengan penyelesaian, setelah penyelesaian terdapat flash back yaitu penampilan masalah apa yang sedang terjadi.
·         Alur campuran: alur ini adalah campuran dari alur maju dan alur mundur. Susunannya dapat diganti dan disusun ulang tanpa berurutan. Namun, apapun awalnya penyelesaian akan tetap hadir di bagian belakang.

2.      Setelah itu rangkailah isi cerpennya dengan menggunakan tahapan alurnya yaitu :
·         Eksposisi meliputi :Apa yang terjadi, Siapa yang terlibat, Di mana dan kapan terjadi, apa yang mendorong terjadi perubahan peristiwa?
·         Konflik awal: Apa yang menyebabkan terjadi konflik, siapa saja yang berkonflik, apa yang menyebabkan konflik merumit?
·         Komplikasi meliputi :Apa yang mendorong konflik menjadi makin meruncing, bagaimana perubahan jalan pikiran dan sikap tokoh?
·         Klimaks meliputi :Bagaimana akhir konflik, Bagaimana jalan keluar yang dipilih atau dialami masing-masing tokoh?
·         Penurunan lakuan meliputi :Bagaimana sikap tokoh menerima perubahan nasibnya?
·         Penyelesaian meliputi : Bagaimana akhir nasib para pelaku ?

Daftar Pustaka :