Jumat, 22 April 2016

Membacakan berita dengan Intonasi, Lafal, dan sikap membaca yang baik

Berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi, disajikan lewat bentuk cetak, siaran, Internet, atau dari mulut ke mulut kepada orang ketiga atau orang banyak.
Laporan berita merupakan tugas profesi wartawan, saat berita dilaporkan oleh wartawan laporan tersebut menjadi fakta / ide terkini yang dipilih secara sengaja oleh redaksi pemberitaan / media untuk disiarkan dengan anggapan bahwa berita yang terpilih dapat menarik khalayak banyak karena mengandung unsur-unsur berita.
Stasiun televisi biasanya memiliki acara berita atau menayangkan berita sepanjang waktu. Kebutuhan akan berita ada dalam masyarakat, baik yang melek huruf maupun yang buta huruf.
Kriteria Kelayakan Berita
Sebuah peristiwa bisa jadi berita apabila memenuhi unsur-unsur sebagai berikut (bisa sebagian, kombinasi, atau keseluruhan):
-           Penting
-          Baru terjadi, bukan peristiwa lama
-          Unik, bukan sesuatu yang biasa
-          Asas keterkenalan
-          Asas kedekatan
-          Magnitude
-          Trend
Dari sekian definisi atau batasan tentang berita itu, pada prinsipnya ada beberapa unsur penting yang harus diperhatikan dari definisi tersebut. Yakni: Laporan kejadian atau peristiwa atau pendapat yang menarik dan penting disajikan secepat mungkin kepada khalayak luas.
a.       Jenis- Jenis Berita

1.       Straight News : berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar berisi berita jenis ini,jenis berita Straight News dipilih lagi menjadi dua macam :

-          Hard News,  yakni berita yang memiliki nilai lebih dari segi aktualitas dan kepentingan atau amat penting segera diketahui pembaca.Berisi informasi peristiwa khusus (special event) yang terjadi secara tiba-tiba. Berita aktual (hard news)  ini sering dijadikan berita utama media cetak atau dijadikan menu utama pada pemberitaan televisi, bahkan secara khusus berita ini dijadikan menu pada “sekilas info “(RCTI) atau “Aktualita” (AN-teve), “Fokus Utama” (Indosiar) atau nama lainnya yang memiliki maksud sama.

-          Soft News,   nilai beritanya di bawah Hard News dan lebih merupakan berita pendukung.

2.       Depth News : berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan.
3.       Investigation News : berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber.
4.        Interpretative News : berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penelitian penulisnya/reporter.
5.       Opinion News : berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat para cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat,mengenai suatu hal, peristiwa, kondisi poleksosbudhankam, dan sebagainya.

b.      Bagian Berita
Secara umum, berita mempunyai bagian-bagian dalam susunannya yaitu:
·         Headline
Biasa disebut judul. Sering juga dilengkapi dengan anak judul. Ia berguna untuk: (1) menolong pembaca agar segera mengetahui peristiwa yang akan diberitakan; (2) menonjolkan satu berita dengan dukungan teknik grafika.
·         Deadline.
Ada yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Ada pula yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Tujuannya adalah untuk menunjukkan tempat kejadian dan inisial media.
·         Lead.
Lazim disebut teras berita. Biasanya ditulis pada paragraph pertama sebuah berita. Ia merupakan unsur yang paling penting dari sebuah berita, yang menentukan apakah isi berita akan dibaca atau tidak. Ia merupakan sari pati sebuah berita, yang melukiskan seluruh berita secara singkat.
·         Body.
Atau tubuh berita. Isinya menceritakan peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Dengan demikian body merupakan perkembangan berita.

c.       Unsur-unsur Berita
Dalam Berita Harus terdapat unsur-unsur 5W 1H yaitu :
(1) What - apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa?
(2) Who - siapa yang terlibat di dalamnya?
(3) Where - di mana terjadinya peristiwa itu?
(4) When - kapan terjadinya?
(5) Why - mengapa peristiwa itu terjadi?
(6) How - bagaimana terjadinya?
(7) What next - terus bagaimana?

d.      Syarat-Syarat Berita
Berita harus memenuhi syarat :
a. Harus benar, apa yang diberitakan itu sesuai fakta dengan bukti-bukti yang konkrit.
b. Sederhana, berita yang ditulis harus sederhana baik dalam isi maupun bahasanya sehingga dapat dimengerti oleh berbagai lapisan masyarakat.
c. Singkat, berita yang baik adalah tidak bertele-tele, langsung pada pokok permasalahan, singkat jelas dan padat sehingga tidak menimbulkan kebosanan pada pembaca.
d. Jelas, apa yang diberitakan itu tidak semu, jelas dan bisa dipertanggung jawabkan.
e. Hidup, apa yang diberitakan harus mendorong minat pembaca untuk terus membaca dan mengikuti perkembangan berikutnya. Pembaca ikut merasakan.



 Intonasi
A.     Pengertian Intonasi
Intonasi ialah nada turun naik dalam sesuatu ayat. Intonasi berbeda-beda mengikut jenis-jenis ayat yang digunakan. Intonasi yang betul boleh membedakan maksud dan objek dalam sesuatu pengucapan.
B.     Ciri-ciri Intonasi
·         Intonasi ialah nada naik turun dalam pengucapan.
·         Tujuan intonasi adalah untuk mengukuhkan lagi penyampaian maksud ayat di samping mengindahkan gaya pengucapan.
·         Pola-pola intonasi dalam ayat boleh dilihat melalui penggunaan Ayat Penyata, Ayat Tanya, Ayat Perintah dan Ayat Seruan.
·         Ayat Penyata dinyatakan dalam nada yang rendah dan mendatar.
·         Ayat Tanya diucapkan dengan nada menaik. Tidak mendatar seperti mengucapkan Ayat Penyata.
·         Ayat Perintah mempunyai nada yang tinggi kecuali dalam mengucapkan Ayat Perintah jenis silaan.
·         Intonasi berfungsi sebagai pembentuk makna kalimat
Contoh : 
-Pergi (member kabar)
-Pergi (mengusir)

C.      Fungsi Intonasi
Intonasi bahasa Melayu mempunyai hubungan yang rapat dengan sintaksis, iaitu dapat membezakan jenis dan bentuk ayat. Intonasi wujud dalam bahasa Melayu bagi menandai dan memisahkan frasa yang pelbagai jenis dan bentuknya.Ada beberapa fungsi intonasi. Antaranya:
i. Fungsi emosional : Untuk menyatakan pelbagai makna sikap, sepertikegembiraan, kebosanan, kemarahan, kekejutan, keakraban,kekecualian, ketakutan dan ratusan sikap yang lain.
ii.Fungsi gramatis : Untuk menandakan kontras dari segi tatabahasaterhadap sesuatu ujaran, sama ada sesebuah klausa atau ayat itu berupapertanyaan atau pernyataan, positif atau negatif dan seumpamanya.
iii.Fungsi struktur informasi : Untuk memberikan sesuatu yang baruberbanding dengan yang telah dimaklumi dalam makna sesebuah ujaraniaitu dengan menekankan kata yang membawa makna tersebut.
iv.Fungsi tekstual : Untuk membentuk nada dan gaya suara yang turun naikbagi wacana yang lebih luas seperti pembacaan teks berita yangmembezakan satu berita dengan berita yang lain.
v.Fungsi psikologi : Untuk membantu menggubah bahasa menjadi unit-unitujaran yang mudah dilihat dan diingat, seperti belajar urutan nombor yangpanjang atau ungkapan dalam ucapan.
vi.Fungsi ‘indexical’ : Untuk menandai identiti seseorang, iaitu membantumengenali seseorang sama ada tergolong dalam kumpulan sosial ataupekerjaan yang berbeza, seperti khatib, penjual ubat atau sarjan tentera.
D.     Contoh Intonasi
misal:                 
(1) Apa maksudnya
(2) Kita harus rajin belajar.
(3) Tutup pintunya!
 (4) "Besok pagi tugas ini harus selesai," kata kakak
dengan memperhatikan lagu kalimat, kita dapat menentukan intonasinya sebagai berikut:
(1) naik
 (2) datar
(3) naik
 (4) turun

Membaca yang baik
 Sebelum kita dapat membaca dengan baik kita perlu terlebih daluhu untuk dapat menyimak isi berita yang akan disampaikan itu dengan baik. Berikut langakah-langkah menyimak berita dengan efektif:
1. Semaklah wacana yang disajikan
2. Buatlah catatan spesifik
3. Cocokkan catatan
4. Simpulkan
5. Ungkapkan kembali

Pembaca berita yang baik adalah pembaca yang fasih, andal, dan cermat terhadap setiap kata, frase, klausa, kalimat yang dibaca.
Ketepatan intonasi, lafal, ucapan yang jelas sangat mempengaruhi pembaca berita saat membacakan berita.
Kesalahan pemenggalan kata dapat mempengaruhi makna kalimat.
Contoh:
Menurut kabar burung / nenek sakit keras.
Menurut kabar / burung nenek sakit keras.


Kita tentu sering mendengarkan pembacaan berita di radio atau televisi. Pembacaan berita dimaksudkan untuk menyebarluaskan berita tersebut kepada masyarakat. Pembaca berita dituntut memiliki keterampilan membaca agar berita tersebut dapat ditangkap atau dimengerti oleh pendengar. Hal-hal yang perlu diperhatikan seorang pembaca berita, yaitu :
1. Terlebih dahulu memahami isi berita yang akan dibacakan.
2. Memahami suatu struktur bahasa.
3. Menempatkan jeda panjang maupun pendek secara tepat.
4. Menggunakan lafal yang jelas.
5. Menggunakan intonasi yang tepat.
6. Menggunakan kejelasan ucapan.
7. Mengatur kecepatan gerak mata.
8. Memberi tekanan yang tepat.
9. Dapat mengatur napas dengan seimbang.

Catatan:
-          Kevariatifan intonasi dan tempo pembacaan juga perlu diperhatikan. Intonasi yang monoton dapat membosankan pendengar berita, apalagi kalau berita yang akan dibacakan cukup panjang. Selain itu, pandangan pembaca berita televisi tidak boleh hanya tertuju pada teks, tetapi juga harus melihat pendengar/kamera.
-          Perhatikan berita singkat berikut.
-          AC Milan mendapatkan satu tempat di semifinal Piala Itali usai membungkam Lazio di kandang sendiri, 3-2, Kamis (17/1) dini hari. Milan melaju ke semifinal dengan agregat kemenangan 5-3. Duo stiker Spanyol Jose Mari dan Javi Moreno menjadi bintang Milan dengan memborong tiga gol.
-          Dalam membaca berita di atas, Anda perlu membaca secara sekilas terlebih dahulu untuk mengetahui kata-kata sulit ataupun penting yang mungkin ada. Ketika membaca sekilas tersebut, berilah tanda pada kata-kata penting sehingga dalam pembacaannya  nanti perlu adanya penekanan dengan tempo yang agak lambat, misalnya pada kata AC Milan dan Lazio, serta nama kedua penyerang Spanyol tersebut.
-          Anda perlu memperhatikan cara membaca (17/1). Pembacaan (17/1) tidak boleh dibaca tujuh belas strip satu, tetapi harus dibaca secara lengkap “tujuh belas januari”. Hal itu bertujuan untuk menghindari kesalahpahaman dengan pendengar berita.


Contoh Teks Berita

Gunung  Bromo yang terletak di Probolinggo, Jawa Timur, meletus sejak sore tadi. Letusan terjadi sekitar pukul 15.20 WIB. Tigggi letusan mencapai 3 Km. Sebelum meletus, aktivitas gunung bromo sudah menunjukkan peningkatan. Status gunung ditetapkan dalam keadaan siaga. Dengan terjadinya letusan ini, status Gunung Bromo berubah menjadi awas. Dengan status ini, penduduk disekitar Gunung Bromo harus diungsikan.

Daftar Pustaka

1.       https://id.wikipedia.org/wiki/Berita , 20 Maret 2016 , 07:20.
2.       Revi Akilia Melati, Materi KD 3.2 Membacakan berita dengan Intonasi, Lafal, dan sikap membaca yang baik,  http://mumpung-nganggur.blogspot.co.id/2012/11/materi-kd-32-membacakan-berita-dengan_2135.html , 20 Maret 2016, 08:31.

Jumat, 01 April 2016

Surat Pembaca

Dalam surat kabar terkabar kolom khusus untuk memfasilitasi masyarakat guna memberikan suaranya melalui surat pembaca. Surat pembaca merupakan surat yang dikirimkan oleh pembaca (masyarakat) kepada suatu surat kabar yang menyatakan suatu maksud seperti keluhan, pertanyaan, pujian, himbauan, rasa terimakasih, dan lain-lain.
Surat pembaca merupakan surat pribadi yang bersifat resmi. Disebut pribadi, karena surat pembaca memuat kepentingan pribadi yang dikirim atas nama pribadi, baik ditujukan kepada orang lain secara perorangan, kelompok, ataupun instansi atau lembaga tertentu.
Karena surat pembaca bersifat resmi, maka penulisannya harus memerhatikan kaidah bahasa yang baku.
Melalui surat pembaca, keluhan ataupun ucapan tertentu yang ingin disampaikan oleh masyarakat yang mungkin tidak mengetahui tempat dimana harus bertanya tentang sesuatu atau tidak pernah mendapat respon ketika menanyakannya. Surat pembaca ditulis dalam kalimat yang sangat pendek, langsung ke pokok permasalahan yang dimaksud. 

Tentu penyunting surat kabar baik online maupun cetak akan mendapat begitu banyak surat pembaca yang dikirmkan oleh pembaca melalui berbagai metode yan diberikan (SMS, email, atau mengisi formulir). Dengan demikian, penyunting akan menyeleksi surat pembaca mana yang akan diterbitkan. Tentu pemilihan ini didasarkan pada kepentingan orang banyak dan bersifat mendesak.

Surat pembaca memiliki ciri yang membedakan dengan macam surat lainnya. Ciri dari surat pembaca yaitu:
a. Merupakan surat yang berisi pesan: keluhan, pujian, himbauan, undangan, dan sebagainya kepada instansi atau orang tertentu. Selain itu, surat pembaca dapat juga berupa surat balasan yang dikirimkan untuk menjawab keluhan surat pembaca sebelumnya. 

b. Bersifat umum artinya surat yang boleh dibaca oleh orang banyak, mengingat isi pesan yang disampaikan mempengaruhi hajat hidup orang banyak

c. Singkat, padat, dan jelas. Surat pembaca terdiri atas 1-4 paragraf. Isi yang disampaikan dalam surat pembaca langsung ke pokok pembicaraan.

d. Menggunakan bahasa yang baku, sopan dan komunikatif.  

Fungsi dan manfaat menulis surat pembaca. Menulis surat pembaca memiliki fungsi dan manfaat antara lain:

• Membantu pengirim surat pembaca mendapatkan jawabannya. Surat pembaca yang dikirimkan berisi pertanyaan, keluhan, dan sebagainya yang membutuhkan jawaban atau tanggapan. Dengan menulis surat pembaca, pengirim surat akan merasa puas akan tanggapan yang dikirimkan oleh pihak terkait.

• Sebagai media perantara (orang ketiga) antara orang pertama (yang mengirim surat) dengan orang kedua (objek yang dituju) 

• Menjadi bahan informasi akan suatu hal kepada orang banyak. Hal ini karena surat pembaca bersifat public, artinya dapat dibaca oleh banyak orang. Dengan demikian public menjadi mengetahui akan suatu hal (masalah, pujian, dan sebagainya) yang disampikan.

Format penulisan surat pembaca adalah sebagai berikut:

- Judul. Menunjukkan keluhan, pujian, terhadap objek yang dituju. Dengan demikian, penyunting dari surat kabar akan lebih mudah menunjukkan surat kepada objek yang tepat.

- Identitas pengirim. Pada bagian ini pengirim mengungkapkan jati dirinya, mulai dari nama, usia, pekerjaan, contact person. Jangan khawatir, sebagian besar identitas pengirim surat akan dirahasiakan oleh penyunting surat pembaca, seperti nama dan contact person akan dilindungi dengan tidak dituliskan dalam kolom surat pembaca (atau disensor).

- Isi surat. Merupakan bagian inti surat yang mengungkapkan maksud dari surat, berupa keluhan atau pujian atau himbauan atau pertanyaan, dan lainnya.  Pada bagian ini juga disertai harapan pengirim surat akan permasalahan yang diungkapkan.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh surat pembaca berikut ini:

“ASPAL BOLONG: TIGA ORANG MENINGGAL”

“Saya Intan (23) ingin memberitahukan bahwa aspal di daerah sawit jalan Lintas Sumatera kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan rusak parah. Dalam satu pekan ini telah memakan lima korban, tiga diantaranya meninggal disebabkan kecelakaan tunggal. Selain itu, lampu penerangan jalan tidak berfungsi, menyebabkan pengendara susah melihat jalan di malam hari. Mohon segera ditindaklanjuti”. ________08565784xxxx

Daftar Pustaka


Gaya Bahasa

Gaya bahasa tidak saja ada di dalam puisi. Di dalam cerpen dan novel pun, gaya bahasa sering digunakan untuk meningkatkan efek keindahan, menekankan nilai rasa, mengekspresikan perasaan pengarang, dan lain-lain. Gaya bahasa itu banyak sekali ragamnya. Berdasarkan langsung-tidaknya makna, gaya bahasa terbagi menjadi dua macam, yaitu gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan (majas). Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
GAYA BAHASA RETORIS
Gaya bahasa retoris adalah gaya penggunaan bahasa untuk menyatakan sesuatu sebagaimana pada makna denotatifnya (makna yang sebenarnya). Jadi, jika sesuatu yang dimaksud pengarang masih mengacu pada makna kata yang sebenarnya, maka penggunaan bahasa tersebut dikategorikan gaya bahasa retoris. Gaya bahasa retoris itu sebenarnya banyak macamnya, tapi untuk sementara ini hanya dibahas beberapa saja, yaitu aliterasi, asonansi, repetisi, inversi/anastrof, hiperbola, dan elipsis sebagaimana berikut ini.
(1)   Aliterasi adalah gaya penggunaan bahasa yang berwujud pengulangan bunyi konsonan dalam sebuah larik atau baris kalimat. Aliterasi disebut juga rima horizontal. Contoh:
▪     Takut titik-titik tinta tumpah
▪     Keras-keras kerak
(2)   Asonansi adalah gaya penggunaan bahasa yang berwujud pengulangan bunyi vokal dalam sebuah larik atau baris kalimat. Asonansi juga disebut rima horizontal. Contoh:
▪     Muka penuh luka siapa dia
▪     Malu aku lukaku kaku beku seperti batu
(3)   Repetisi adalah gaya penggunaan bahasa yang berwujud pengulangan kata dalam sebuah larik atau baris kalimat. Repetisi bisa berupa rima horizontal, bisa pula rima vertikal. Contoh:
▪     Dengan batu ini, dengan kayu ini, dengan melati di hatiku, aku datang padamu.
▪     Pergilah bersama angin malam, bersama berita duka, bersama luka sukma di hatimu.
(4)   Inversi/anastrof adalah gaya penggunaan bahasa yang berwujud penempatan predikat di depan subjek. Contoh:
▪     Berdiri aku di pinggir pantai
▪     Senang aku kau datang
▪     Menari aku di sini
(5)   Hiperbola adalah gaya penggunaan bahasa yang berwujud pernyataan yang terlalu dibesar-besarkan sehingga terasa bombastis. Hiperbola merupakan kebalikan dari litotes. Contoh:
▪     Jerit tangisnya melengking mengejutkan seisi kampung
▪     Dari kepalanya darah mengalir menganak sungai membanjiri tanah kering itu
(6)   Litotes  adalah gaya penggunaan bahasa yang berwujud pernyataan atau perkataan yang dikecil-kecilkan  atau direndah-rendahkan dengan maksud untuk merendahkan diri atau agar tidak terlalu tampak kelebihannya. Litotes merupakan kebalikan dari hiperbola. Contoh:
▪     Kalau ada waktu, singgahlah ke gubuk kami (= rumah)
▪     Ir. BJ Habibie sama sekali bukanlah orang bodoh (= pandai, cerdas, atau jenius)
(7)   Eufemisme adalah gaya penggunaan bahasa yang menggunakan perkataan atau pernyataan atau kata-kata yang dirasa lebih halus dan lebih sopan, untuk menyatakan suatu perkataan yang terasa kasar, tidak sopan, atau tidak menyenangkan. Contoh:
▪     Ayahnya sudah berpulang ke rahmatullah satu tahun yang lalu (= ayahnya sudah mati)
▪     Sejak pulang dari Malaysia, pikirannya menjadi tidak sehat (= gila)
▪     Anak Anda masih kurang pengetahuan (= bodoh)
(8)   Elipsis adalah gaya penggunaan bahasa yang berwujud penghilangan atau pelesapan kata dalam satu larik atau baris kalimat. Gaya bahasa ini paling sering digunakan di dalam puisi agar padat kata. Contoh:
▪     Ini barisan tak bergenderang berpalu  Ini barisan tak bergenderang dan tak berpalu
▪     Kepercayaan tanda menyerbu  Kepercayaan merupakan tanda menyerbu
GAYA BAHASA KIASAN (MAJAS)
Gaya bahasa kiasan disebut juga majas atau gaya bahasa figuratif. Gaya bahasa kiasan adalah gaya penggunaan bahasa yang menyatakan sesuatu dengan menggunakan kata-kata atau ungkapan-ungkapan simbolis. Kata atau ungkapan simbolik adalah kata atau ungkapan yang mempunyai makna bukan sebenarnya. Jadi, jika suatu kata atau ungkapan memiliki lain, tidak bermakna sama dengan kata yang ditulisnya tersebut, maka kata atau ungkapan itu dikategorikan sebagai majas atau gaya bahasa kiasan. Ada bermacam-macam majas, tetapi untuk saat ini hanya dibahas beberapa saja, yaitu personifikasi, simile/persamaan, metafora, dan antifrasis sebagaimana berikut ini.
(1)   Personifikasi adalah gaya penggunaan bahasa yang mengorangkan suatu benda atau tumbuhan untuk mengkiaskan keadaan benda atau tumbuhan tersebut. Contoh:
▪     Ketika matahari mulai pulas dalam tidurnya, kami tiba di tempat itu.
▪     Tampak dari kejauhan, nyiur melambai-lambai.
▪     Meja kursi termenung berduaan dalam kamar itu.
(2)   Simile atau persamaan adalah gaya penggunaan bahasa yang menyamakan sesuatu dengan sesuatu yang lain, untuk mengkiaskan sesuatu yang disamakan tersebut, dengan menggunakan kata tugas perbandingan, antara lain: seperti, laksana, bagai, bagaikan, sebagai, bak, dsb. Jadi, ciri khas simile adalah penggunaan kata-kata tugas perbandingan. Contoh:
▪     Mulutnya seperti pisau bermata dua
▪     Tutur katamu laksana bau bangkai
▪     Wajahmu bagai rembulan di tengah bulan
(3)   Metafora hampir sama dengan simile, tapi bedanya, metafora tidak menggunakan kata tugas perbandingan. Jadi, metafora merupakan gaya penggunaan bahasa yang menyimbolkan atau menyamakan sesuatu dengan sesuatu yang lain secara langsung, tanpa menggunakan kata tugas perbandingan, untuk mengkiaskan sesuatu yang disimbolkan atau disamakan tersebut. Contoh:
▪     Dewi malam mulai tampak (= rembulan)
▪     Raja siang mulai tenggelam (= matahari)
▪     Si jago merah telah membumihanguskan seluruh isi pasar (= api)
Metafora bisa berupa benda, hewan, tumbuhan, atau apa saja yang sengaja digunakan untuk menyimbolkan sesuatu atau memberikan persamaan terhadap sesuatu. Metafora yang seperti itu biasanya tidak bisa diartikan sebelum kita mengetahui konteksnya. Artinya, metafora yang seperti itu hanya akan bisa diartikan setelah kita memahami isi teks secara keseluruhan. Majas metafora ini lebih sering digunakan dalam puisi, tidak dalam cerpen atau novel.
▪     Contoh 1:
Sampai saat tanah moyangku
tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota
Terlihat murung wajah pribumi
terdengar langkah hewan bernyanyi
(Dikutip dari Ujung Aspal Pondok Gede karya Iwan Fals)
 Pembahasan contoh 1: “Hewan bernyanyi” merupakan metafora karena “hewan” tersebut sesungguhnya bukan hewan, tetapi orang. Orang tersebut disebut sebagai “hewan” karena orang tersebut memiliki sifat yang serakah, egois, dan tidak peduli pada kesengsaraan atau kerugian orang lain. Jadi, ungkapan “hewan bernyanyi” itu bermakna orang-orang yang serakah, egois, dan tidak memiliki perasaan itu sedang bergembira menikmati keberhasilannya.
▪     Contoh 2:
Kisah usang tikus-tikus kantor yang suka berenang di sungai yang kotor.
Kisah usang tikus-tikus berdasi yang suka ingkar janji lalu sembunyi
di balik meja teman sekerja, di dalam lemari dari baja.
Kucing datang, cepat ganti muka, segera menjelma bagai tak tercela
Masa bodoh hilang harga diri. Asal tak terbukti, ah, tentu sikat lagi.
Tikus-tikus tak kenal kenyang, rakus-rakus bukan kepalang
Otak tikus memang bukan otak udang. Kucing datang, tikus menghilang.
Kucing-kucing yang kerjanya molor tak ingat tikus kantor datang meneror
Cerdik licik tikus bertingkah tengik, mungkin karena sang kucing pura-pura mendelik
Tikus tahu sang kucing lapar. Kasih roti, jalan pun lancar.
Memang sial, sang tikus teramat pintar atau mungkin si kucing yang kurang ditatar.
(Dikutip dari “Tikus” karya Iwan Fals)
 Pembahasan contoh 2: “Tikus-tikus” merupakan metafora yang artinya adalah orang-orang yang serakah, licik, dan suka korupsi. “Kucing-kucing” juga merupakan metafora yang artinya adalah para penegak hukum, bisa polisi, jaksa, hakim, dan lain-lain. “Roti” juga metafora yang artinya adalah uang suap.
(4)   Antifrasis adalah gaya penggunaan bahasa yang menyatakan sesuatu dengan mengatakan kebalikannya. Antifrasis ini bisa berupa sarkasme dan atau ironi. Apabila sebuah antifrasis bermakna mengolok-olok, maka disebut ironi. Apabila antifrasis ini berupa perkataan yang kasar, maka disebut sarkasme. Antifrasis bisa pula berbentuk ironi yang sarkasme apabila sebuah antifrasis memiliki makna mengolok-olok dan berupa perkataan yang kasar. Contoh:
▪    Penampilan timnas kita malam ini benar-benar hebat (kenyataannya: timnas kalah 1-7 melawan AC Milan)
▪    Kau memang anak terpandai di kelas ini (kenyataannya: paling bodoh)
DAFTAR PUSTAKA
1.      Abdul Rozak Zaidan, Anita K. Rustapa, & Hani’ah. 1991. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
2.      Gorys Keraf. 2005. Diksi dan Gaya Bahasa (Komposisi Lanjutan I). Cetakan ke-15. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
3.      Henry Guntur Tarigan. 1990. Pengajaran Semantik. Cetakan ke-10. Bandung: Penerbit Angkasa.
4.      Panuti Sudjiman. 1991. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.
5.      Rachmat Djoko Pradopo. 2008. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya. Cetakan ke-5. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
6.      Suwandi & Mashari. 1983. Kesusastraan Indonesia. Cetakan ke-3. Surabaya: Penerbit CV Warga.
7.      Wahyudi Siswanto. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Penerbit PT Grasindo.
8.      Zainuddin Fananie. 2000. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
9.      Andik Wahyu S, Gaya Bahasa, http://andikws.blogspot.co.id/2011/08/gaya-bahasa.html#more , 9 Maret 2016, 23:02.

10.  https://id.wikipedia.org/wiki/Majas , 9 Maret 2016, 23:27.