·
Sejarah perkembangan
bahasa indonesia
1. Pengertian
bahasa secara umum
Manusia adalah makhluk
sosial . Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan orang lain agar dapat
mengembangkan dirinya dengan cara berinteraksi. Manusia berinteraksi dengan menggunakan
bahasa agar dapat bertukar informasi dengan orang lain. Pada pembahasan kali
ini akan dibahas lebih lanjut tentang bahasa yang digunakkan manusia dalam
kehidupan dalam sehari – hari .
Bahasa (dari bahasa
Sanskerta भाषा, bhāṣā) adalah kapasitas
khusus yang ada pada manusia untuk memperoleh, dan menggunakan sistem
komunikasi yang kompleks, dan sebuah bahasa adalah contoh spesifik dari sistem
tersebut. Kajian ilmiah terhadap bahasa disebut dengan linguistik.(wikipedia)
Sedangkan pengertian umum
bahasa yaitu merupakan alat untuk beriteraksi atau berkomunikasi dalam
menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan yang digunakan oleh seorang
manusia, yang berupa bunyi yang dihasilkan oleh alat kecap manusia.
Bahasa diciptakan sebagai
alat komunikasi universal yang diharapkan dapat dimengerti oleh setiap manusia
untuk melakukan suatu interaksi sosial dengan manusia lainnya. Bahasa terdiri
atas kumpulan kata atau kalimat yang dari masing-masing susunan kata memiliki
makna untuk mengungkapkan gagasan, pikiran atau perasaan seseorang. Oleh karena
itu, kita harus memilih kata-kata yang tepat dan menyusun kata-kata tersebut
sesuai dengan aturan tata bahasa yang ada, agar makna yang terkandung di setiap
kalimat dapat tersampaikan dengan baik dan jelas.(Heru, 2013)
2. Fungsi
Bahasa
Gorys Keraf menyatakan
bahwa ada empat fungsi bahasa, yaitu:
1. Bahasa
sebagai Alat Ekspresi Diri
Pada
awalnya, seorang anak menggunakan bahasa untuk mengekspresikan kehendaknya atau
perasaannya pada sasaran yang tetap, yakni ayah-ibunya. Dalam perkembangannya,
seorang anak tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan
kehendaknya, melainkan juga untuk berkomunikasi dengan lingkungan di
sekitarnya. Setelah kita dewasa, kita menggunakan bahasa, baik untuk
mengekspresikan diri maupun untuk berkomunikasi. Seorang penulis
mengekspresikan dirinya melalui tulisannya. Sebenarnya, sebuah karya ilmiah pun
adalah sarana pengungkapan diri seorang ilmuwan untuk menunjukkan kemampuannya
dalam sebuah bidang ilmu tertentu. Jadi, kita dapat menulis untuk
mengekspresikan diri kita atau untuk mencapai tujuan tertentu.
Sebagai
contoh lainnya, tulisan kita dalam sebuah buku,
merupakan hasil ekspresi diri kita. Pada saat kita menulis, kita tidak
memikirkan siapa pembaca kita. Kita hanya menuangkan isi hati dan perasaan kita
tanpa memikirkan apakah tulisan itu dipahami orang lain atau tidak. Akan
tetapi, pada saat kita menulis surat kepada orang lain, kita mulai berpikir
kepada siapakah surat itu akan ditujukan. Kita memilih cara berbahasa yang berbeda
kepada orang yang kita hormati dibandingkan dengan cara berbahasa kita kepada
teman kita.
Pada
saat menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si pemakai
bahasa tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi pendengarnya,
pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia menggunakan bahasa hanya untuk
kepentingannya pribadi. Fungsi ini berbeda dari fungsi berikutnya, yakni bahasa
sebagai alat untuk berkomunikasi.
2. Bahasa
sebagai Alat Komunikasi
Komunikasi
merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan
sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain.
Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai
oleh nenek moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman
dengan kita.
Sebagai
alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan
perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga.
Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan
mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4).
Pada
saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki
tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan
gagasan yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain
yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh
lagi, kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini
pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita
menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak
sasaran kita.
3. Bahasa
sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial
Cara
berbahasa tertentu selain berfungsi sebagai alat komunikasi, berfungsi pula
sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial. Pada saat kita beradaptasi kepada
lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih bahasa yang akan kita gunakan
bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita akan menggunakan
bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan menggunakan bahasa yang
nonstandar di lingkungan teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada orang
tua atau orang yang kita hormati.
Pada
saat kita mempelajari bahasa asing, kita juga berusaha mempelajari bagaimana
cara menggunakan bahasa tersebut. Misalnya, pada situasi apakah kita akan
menggunakan kata tertentu, kata manakah yang sopan dan tidak sopan. Bilamanakah
kita dalam berbahasa Indonesia boleh menegur orang dengan kata Kamu atau
Saudara atau Bapak atau Anda? Bagi orang asing, pilihan kata itu penting agar
ia diterima di dalam lingkungan pergaulan orang Indonesia. Jangan sampai ia
menggunakan kata kamu untuk menyapa seorang pejabat. Demikian pula jika kita
mempelajari bahasa asing. Jangan sampai kita salah menggunakan tata cara
berbahasa dalam budaya bahasa tersebut. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa,
kita dengan mudah berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa tersebut.
4. Bahasa
sebagai Alat Kontrol Sosial
Sebagai
alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat diterapkan
pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi,
maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku
instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol
sosial.
Ceramah
agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol
sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik merupakan alat kontrol
sosial. Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara bincang-bincang (talk
show) di televisi dan radio.
3. Tuliskan
peristiwa – peristiwa tentang Bahasa Indonesia
·
Tahun 1896 disusunlah
ejaan resmi bahasa Melayu oleh Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan
Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan ini dimuat dalam Kitab Logat
Melayu.
·
Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan
sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de
Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah
menjadi Balai Pustaka. Badan penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti Siti
Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun
memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di
kalangan masyarakat luas.
·
Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo
menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya
dalam sidang Volksraad, seseorang berpidato menggunakan bahasa Indonesia.
·
Tanggal 28 Oktober 1928
secara resmi Muhammad Yamin mengusulkan agar bahasa Melayu menjadi bahasa
persatuan Indonesia.
·
Tahun 1933 berdiri sebuah
angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang
dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
·
Tahun 1936 Sutan Takdir
Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
·
Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan
Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan
bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara
sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
·
Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah UUD
1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai
bahasa negara.
·
Tanggal 19 Maret 1947
diresmikan penggunaan ejaan Republik sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen yang
berlaku sebelumnya.
·
Tanggal 28 Oktober s.d 2
November 1954 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan. Kongres ini
merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan
bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai
bahasa negara.
·
Tanggal 16 Agustus 1972
H.M.Soeharto, Presiden Republik Indonesia, meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di hadapan sidang
DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.
·
Tanggal 31 Agustus 1972
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku
di seluruh wilayah Indonesia (Wawasan Nusantara).
4. Mengapa
Bahasa Melayu diangkat menjadi Bahasa Indonesia
Bahasa melayu dipakai
dimana-mana diwilayah nusantara serta makin berkembang dengan dan bertambah
besar keberadaannya. Bahasa melayu yang dipakai didaerah-daerah diwilayah
nusantara dalam pertumbuhan dipengaruhi oleh corak budaya daerah yang
berbeda-beda. Bahasa melayu menyerap kosa kata dari berbagai bahasa lain,
terutama dari bahasa sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa
Eropa. Bahasa melayupun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan
dialek. Perkembangan bahasa melayu diwilayah nusantara mempengaruhi dan
mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komikasi
rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antar perkumpulan
yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia,
yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia dalam sumpah
pemuda 28 Oktober 1928.
Untuk memperoleh bahasa
nasionalnya, Bangsa Indonesia harus berjuang dalam waktu yang cukup panjang dan
penuh dengan tantangan. Perjuagan demikian harus dilakukan karena adanya
kesadaran bahwa disamping fungsinya sebagai alat komunikasi tunggal, bahasa
nasional sebagai salah satu ciri cultural, yang kedalam menunjukkan sesatuan
dan keluar menyatakan perbedaan dengan bangsa lain.(Judita,2014)
- Kedudukan Bahasa Indonesia
a. Dasar
Bahasa Indonesia di jadikan Bahasa Nasional :
1) Bahasa Indonesia berfungsi sebagai Lambang
kebanggaan kebangsaan
Bahasa
Indonesia mencerminkan nilai – nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan
kita. Atas dasar kebanggaan ini , Bahasa Indonesia harus kita pelihara dan kita
kembangkan. Serta harus senantiasa kita bina rasa bangga dalam menggunakan
Bahasa Indonesia.
2) Bahasa
Indonesia berfungsi sebagai lambang identitas nasional
Bahasa
Indonesia dapat memiliki identitasnya apabila masyarakat pemakainya/yang
menggunakannya membina dan mengembangkannya sehingga bersih dari unsur – unsur
bahasa lain.
3) Bahasa
Indonesia berfungsi sebagai alat perhubungan antar warga, antar daerah, dan
antar budaya
Dengan
adanya Bahasa Indonesia kita dapat menggunakannya sebagai alat komunikasi dalam
berinteraksi/berkomunikasi dengan masyarakat-masyarakat di daerah (sebagai
bahasa penghubung antar warga, daerah, dan buadaya).
4) Bahasa
Indonesia berfungsi sebagai alat yang memungkinkan penyatuan berbagai – bagai
suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing – masing
kedalam kesatuan kebangsaan Indonesia.
Dengan
bahasa Indonesia memungkinkan berbagai suku bangsa mencapai keserasian hidup
sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan
dan kesetiaan kepada nilai – nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa
daerah yang bersangkutan.(Reza,2011)
b. Dasar
Bahasa Indonesia di jadikan Bahasa Negara :
1) Bahasa
Indonesia di atur dalam UUD 1945 pada pasal 36 yaitu “Bahasa Negara ialah
Bahasa Indonesia”.
2) Bahasa
Indonesia berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan
Sebagai
bahasa resmi kenegaraan , bahasa Indonesia dipakai didalam segala upacara,
peristiwa dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
3) Bahasa
Indonesia berfungsi sebagai bahasa pengantar didalam dunia pendidikan
Bahasa
Indonesia merupakan bahasa pengantar yang digunakan di lembaga – lembaga
pendidikan mulai dari taman kanak – kanak sampai dengan perguruan tinggi
diseluruh Indonesia.
4) Bahasa
Indonesia berfungsi sebagai alat perhubungan pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
Bahasa
Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat komunikasi timbal – balik antara pemerintah
dan masyarakat luas, dan bukan saja sebagai alat perhubungan antar daerah dan
antar suku , melainkan juga sebagai alat perhubungan didalam masyarakat yang
sama latar belakang sosial budaya dan bahasanya.
5) Bahasa
Indonesia berfungsi sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Bahasa
Indonesia adalah satu – satunya alat yang memungkinkan kita membina dan
mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memikili ciri –
ciri dan identitasnya sendiri ,yang membedakannya dari kebudayaan daerah.
Daftar Pustaka
2. Heru,
Peranan dan Fungsi Bahasa Indonesia secara umum ataupun khusus, http://heru-adipraja.blogspot.co.id/2013/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html
, 25 September 2015 , 12:09.
4. Judita,
Peristiwa yang berkaitan dengan berkembangnya Bahasa Indonesia , http://juditafitriawahyu.blogspot.co.id/2014/09/peristiwa-yang-berkaitan-dengan.html
, 25 September 2015, 14:01.
5. Reza, Kedudukan Bahasa indonesia sebagai bahasa
negara & bahasa nasional, http://ejhapahlevi.blogspot.co.id/2011/11/kedudukan-bahasa-indonesia-sebagai.html , 25 september 2015 , 14:37.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar