Minggu, 01 November 2015

Bahasa Indonesia 1 - Kalimat Efektif

Kalimat efektif

1.       Pengertian kalimat efektif
Kalimat efektif dapat diartikan sebagai kalimat yang tersusun atas kata-kata berunsur subjek, predikat, objek, dan keterangan atau kalimat yang tidak berbelit-belit. Dari arti-arti tersebut, dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang disusun sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa yang berlaku, yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti yang ada pada pikiran pembicara atau penulis.


2.       Syarat kalimat efektif

Syarat keefektifan kalimat :
-          Kesepadanan, yaitu keseimbangan antara gagasan dan struktur kalimat yang dipakai.
-          Kehematan, yaitu menghemat kata atau frasa yang tidak diperlukan.
-          Kesejajaran bentuk, yaitu menempatkan gagasan yang sama penting dan sama fungsinya ke dalam struktur atau konstruksi gramatikal yang sama.
-          Ketegasan atau penekanan, yaitu penekanan atau penonjolan ide kalimat. Penekanan dapat berupa penekanan subjek, predikat, atau keterangan.
-          Kevariasian, yaitu variasi dalam menggunakan kosakata dan pola kalimat atau unsur-unsur penting dengan berbagai variasi.
-          Kecermatan adalah bahwa kalimat tersebut tidak menimbulkan tafsir ganda dan tepat dalam pilihan kata.
-          Kelogisan, yaitu bahwa ide kalimat dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.

Adapun syarat-syarat yang harus ada dalam penulisan kalimat efektif, antara lain :
                1) Memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur subjek dan predikat;
2) Sesuai dengan EYD;
3) Menggunakan diksi yang tepat;
4) Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan      sistematis;
5) Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai;
6) Ada penekanan ide pokok;
7) Mengacu pada kehematan penggunaan kata;
8) Menggunakan variasi struktur kalimat.

3.       Ciri – ciri kalimat efektif
    
-) Koherensi
Yaitu hubungan timbal-balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur ( kata atau kelompok kata ) yang membentuk kata itu. Setiap bahasa memiliki kaidah-kaidah tersendiri bagaimana mengurutkan gagasan tersebut. Ada bagian-bagian kalimat yang memiliki hubungan yang lebih erat sehingga tidak boleh dipisahkan, ada yang lebih renggang kedudukannya sehingga boleh ditempatkan dimana saja, asal jangan disisipkan antara kata-kata atau kelompok-kelompok kata yang rapat hubungannya.

Hal-hal yang merusak koherensi :
a). Koherensi rusak karena tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat.
b). Kesalahan menggunakan kata-kata depan, kata penghubung, dan sebagainya.
c). Pemakaian kata, baik karena merangkaikan dua kata yang maknanya tidak tumpang tidih, atau hakekatnya mengandung kontradiksi.
d). Kesalahan menempatkan keterangan aspek (sudah, telah., akan, belum, dan sebagainya) pada kata kerja tanggap.

-) Kesatuan
Syarat kalimat efektif haruslah mempunyai struktur yang baik. Artinya, kalimat itu harus memiliki unsure-unsur subyek dan predikat, atau bisa ditambah dengan obyek, keterangan, dan unsure-unsur subyek, predikat, obyek, keterangan, dan pelengkap, melahirkan keterpautan arti yang merupakan cirri keutuhan kalimat.
Contoh: Ibu menata ruang tamu tadi pagi.
   S         P               Pel              K

Dari contoh tersebut, kalimat ini jelas maknanya, hubungan antar unsur menjadi jelas sehingga ada kesatuan bentuk yang membentuk kepaduan makna. Jadi, harus ada keseimbangan antara pikiran atau gagasan dengan struktur bahasa yang digunakan.

4.       Kesalahan  Bahasa yang digunakan dalam keseharian
  
Berikut ini akan disampaikan beberapa pola kesalahan yang umum terjadi dalam penulisan serta perbaikannya agar menjadi kalimat yang efektif.

1.  Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat :
- Sejak dari usia delapan tauh ia telah ditinggalkan ayahnya.
  (Sejak usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.)
- Hal itu disebabkan karena perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
  (Hal itu disebabkan perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
- Ayahku rajin bekerja agar supaya dapat mencukupi kebutuhan hidup.
  (Ayahku rajin bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.)

2.  Penggunaan kata berlebih yang ‘mengganggu’ struktur kalimat :
- Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah.
(Berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. / Menurut berita yang saya dengar, kurikulum akan segera diubah.)
- Kepada yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.
(Yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.)

3.  Penggunaan imbuhan yang kacau :
- Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan.
  (Yang meminjam buku di perpustakaan harap mengembalikan. / Buku yang dipinjam dari perpustakaan harap dikembalikan)
- Ia diperingati oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
 (Ia diperingatkan oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
- Operasi yang dijalankan Reagan memberi dampak buruk.
 (Oparasi yang dijalani Reagan berdampak buruk)

4.  Kalimat tak selesai :
- Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial yang selalu ingin berinteraksi.
  (Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial, selalu ingin berinteraksi.)
- Rumah yang besar yang terbakar itu.
  (Rumah yang besar itu terbakar.)
5.  Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku :
-  Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk.   
   (Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk.)

Kata-kata lain yang sejenis dengan itu antara lain menyolok, menyuci, menyontoh, menyiptakan, menyintai, menyambuk, menyaplok, menyekik, menyampakkan, menyampuri, menyelupkan dan lain-lain, padahal seharusnya mencolok, mencuci, mencontoh, menciptakan, mencambuk, mencaplok, mencekik, mencampakkan, mencampuri, mencelupkan.                                

- Pertemuan itu berhasil menelorkan ide-ide cemerlang.
  (Pertemuan itu telah menelurkan ide-ide cemerlang.)

      -     tau             à  tahu                             -   negri         à  negeri
      -     kepilih       à  terpilih                           -   faham       à  paham
      -     ketinggal   à  tertinggal                      -   himbau     à  imbau
      -     gimana      à  bagaimana                   -   silahkan    à  silakan
      -     jaman        à  zaman                         -   antri           à  antre
      -     trampil       à  terampil                        -   disyahkan à  disahkan

6.  Penggunaan tidak tepat kata ‘di mana’ dan ‘yang mana’ :
- Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik.
  (Saya menyukainya karena sifat-sifatnya sangat baik.)
- Rumah sakit di mana orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.
  (Rumah sakit tempat orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.)

7.   Penggunaan kata ‘daripada’ yang tidak tepat :
- Seorang daripada pembatunya pulang ke kampung kemarin.
  (Seorang di antara pembantunya pulang ke kampung kemarin.)
- Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar daripada pengawasannya.
  (Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar dari pengawasannya.)
- Tendangan daripada Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.
  (Tendangan Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.)

8.   Pilihan kata yang tidak tepat :
- Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan waktu untuk berbincang bincang dengan masyarakat.
(Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan diri untuk berbincang-bincang dengan masyarakat.)
- Bukunya ada di saya.
  (Bukunya ada pada saya.)

9.    Kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti :
- Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai pembicaraan damai antara komunis dan pemerintah yang gagal.
Kalimat di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang gagal? Pemerintahkah atau pembicaraan damai yang pernah dilakukan?
(Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai kembali pembicaraan damai yang gagal antara pihak komunis dan pihak pemerintah.

- Sopir Bus Santosa yang Masuk Jurang Melarikan Diri
Judul berita di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang dimaksud Santosa? Nama sopir atau nama bus? Yang masuk jurang busnya atau sopirnya?
  (Bus Santoso Masuk Jurang, Sopirnya Melarikan Diri)

10.   Pengulangan kata yang tidak perlu :
- Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun.
  (Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku.)
- Film ini menceritakan perseteruan antara dua kelompok yang saling menjatuhkan, yaitu perseteruan antara kelompok Tang Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.
(Film ini menceritakan perseteruan antara kelompok Tan Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.)


Daftar pustaka

1.       Aan Khunaifi , Kalimat Efektif , http://imstuff-it.blogspot.co.id/2014/10/kalimat-efektif.html , 30 Oktober 2015 , 08:35.
2.       Dhika yudistyra , Pengertian Kalimat Efektif dan Syarat , http://dhikayudistyra.blogspot.co.id/2012/03/pengertian-kalimat-efektif-dan-syarat.html , 30 Oktober 2015 , 08:43.

3.       Gusti Ayu Made , Syarat Kalimat Efektif , https://gustiayumade.wordpress.com/2010/10/14/syarat-kalimat-efektif/ , 30 Oktober 2015 , 08:57. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar