Sabtu, 26 September 2015

Bahasa Indonesia 1 - Tugas 4

Membuat kalimat Bahasa Indonesia


1.     Unsur – unsur kalimat

Suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur antara lain :

1.)    Subjek sebagai unsur yang melakukan suatu tindakan atau kerja dalam suatu kalimat. Ciri-ciri subjek:
a.       Jawaban atas pertanyaan apa dan siapa.
b.      Berupa kata benda atau frase bendaan.
c.       Disertai kata itu, ini, dan tersebut.
d.      Didahului kata bahwa.
e.       Tidak didahului preposisi.
                                    Contoh :
a.       Rangga adalah seorang aktor dan penyanyi.
b.      Super Junior adalah boyband favoritku.
c.       Buku itu dibeli oleh Kyla.

2.)    Predikat sebagai unsur kata kerja. Ciri-ciri predikat:
a.       Predikat merupakan jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana.
b.      Predikat disertai kata adalah atau merupakan.
c.       Predikat dapat diingkari.
d.      Predikat dapat disertai kata keterangan aspek.
e.       Predikat dapat disertai kata keterangan modalitas.
f.       Predikat dapat didahului kata yang.
     Predikat dapat berupa:
- Kata benda/frase nominal
- Kata kerja/frase verbal
- Kata sifat/frase adjektival
- Kata bilangan/frase numeral
- Kata depan/frase preposisional
 Contoh :
a.       Aris menyanyi dengan merdu.
b.      Aris memasak nasi goreng.
c.       Aris membaca majalah.

3.)    Objek sebagai unsur yang dikenai kerja oleh subjek. Ciri-ciri objek:
a.       Langsung di belakang predikat.
b.      Dapat menjadi subjek kalimat pasif.
c.       Didahului kata bahwa.

Ada dua macam objek
-          Objek penderita
Kata benda atau yang dibendakan yang berupa kata atau kelompok kata yang merupakan sasaran langsung dari perbuatan atau tindakan yang dinyatakan oleh subjek.
Makna objek penderita:
·         Penderita
Contoh: Ali mencoret-coret tembok.
·         Penerima
Contoh: Lisa memakai baju Karin.
·         Tempat
Contoh: Lady Gaga datang ke Indonesia.
·         Alat
Contoh: Alan melempar bola ke Guntur.
·         Hasil
Contoh: Lian mengerjakan tugas Bahasa Indonesia.
-          Objek penyerta
 Objek yang menyertai subjek dalam melakukan atau mengalami sesuatu.
Makna objek penyerta:
1.      Penderita
Contoh: Lisa memberikan Lina komputer baru.
2.      Hasil
Contoh: Agus membelikan orangtuanya rumah.

4.)     Keterangan.

 Ciri-ciri keterangan:
a.       Hubungannya dengan predikat renggang.
b.      Posisinya dapat di awal, tengah, ataupun akhir kalimat.

            Terdiri dari beberapa jenis:
-          Keterangan Tempat
• Agnes Monica akan konser di Amerika.
-          Keterangan Alat
• Aci memasak sayur dengan panci.
-          Keterangan Waktu
• Ayah akan pulang kerja pukul 3 sore.
-          Keterangan Tujuan
• Kita harus rajin berolahraga agar sehat.
-          Keterangan Cara
• Mereka memerhatikan pelajaran dengan seksama.
-          Keterangan Penyerta
• Ibu pergi bersama ayah.
-          Keterangan Similatif
• Rahmat Darmawan memberikan arahan kepada pemainsebagai pelatih.      
-          Keterangan Sebab
• Rianto sangat sukses sekarang karena giat bekerja.

5.)    Pelengkap yakni unsur yang melengkapi kalimat.

 Ciri-ciri pelengkap:
a.       Terletak di belakang predikat.
Hampir sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Misalnya:
-          Diah mengirimi saya buku baru
-          Mereka membelikan ayahnya motor baru
b.      Hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan apa.
Contoh:
-          Pemuda itu bersenjatakan parang. (Parang sebagai pelengkap)
-          Budi membaca buku. (Buku sebagai objek karena dapat menjadi subjek)

2.     Pola Kalimat
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.
1.)     Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
·         Mereka / sedang berenang. = S / P(Kata Kerja)
·         Ayahnya / guru SMA. = S / P (Kata Benda)
·         Gambar itu / bagus.= S / P (Kata Sifat)
·         Peserta penataran ini / empat puluh orang. = S / P (kata bilangan)
2.)     Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
·         Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah. = S /P / O
3.)    Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
·         Anaknya / beternak / ayam. = S / P / Pel.
4.)    Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
·         Dia / mengirimi / saya / surat. = S / P / O / Pel.
5.)    Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
·         Mereka / berasal / dari Surabaya. = S / P / K
6.)    Kalimat Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
·         Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari. = S / P / O / K
7.)    Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya :
·         Ungu / bermain / musik / di atas panggung. = S / P / Pel. / K
8.)    Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
·         Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan. = S / P / O / Pel. / K

3.     Macam – macam kalimat

Kalimat adalah gabungan dari dua kata atau lebih yang menghasilkan sebuah pengertian dan pola intonasi akhir.
1. Berdasarkan Nilai informasinya (sasaran atau tujuan yang akan di capai)
a. Kalimat berita 
Kalimat berita adalah suatu bentuk kalimat yang menyatakan suatu pernyataan berita atau peristiwa yang perlu diketahui sendiri atau orang lain.
Contoh : 
  • Pemerintah menunda kenaikan harga BBM.
  • Kenaikan harga BBM diikuti oleh kenaikan harga kebutuhan pokok.
  • Demo kenaikan harga BBM yang dilakukan oleh mahasiswa di beberapa daerah mengakibatkan kerusakan beberapa fasilitas umum.

b. Kalimat Tanya 
Kalimat Tanya adalah suatu bentuk susunan kalimat yang sebenarnya belum lengkap dikarenakan kalimat tersebut memerlukan suatu jawaban sebagai bagian dari kalimat yang dimaksud.
Contoh :
  • Kapan akan dilaksanakan pemilihan Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017?
  • Siapakah pemenang Indonesian Idol tahun 2012?
  • Apakah perbedaan pertamax dengan premium?
c. Kalimat perintah
Kalimat perintah adalah bentuk susunan kalimat yang menyatakan perintah atau suruhan yang harus dikerjakan oleh orang kedua dan hubungannya erat sekali.
  1. Suruhan
Contoh : Buanglah sampah pada tempatnya.
  1. Permintaan
Contoh : Mohon untuk dating langsung ke kantor Sriwijaya Air untuk melakukan penambahan biaya perubhan jadal penerbangan.
  1. Larangan 
Contoh: Jangan makan sambil berjalan.

d. Kalimat ajakan
Kalimat ajakan adalah bentuk susunan kalimat yang sebenarnya juga merupakan kalimat perintah yang diperluas dan erat hubungannya dengan orang kedua.
Contoh:
  • Mari kita cegah bahaya penggunaan rokok bagi perokok pasif maupun aktif.
  • Ayo kita laksanakan program kebersihan lingkungan di desa ini.
e. Kalimat pengandaian
Kalimat pengandaian adalah kalimat yang isinya pengandaian suatu hal.
Contoh : Andaikan saya memiliki banyak uang, saya ingin megajak Ibu saya naik haji.
f. Kalimat harapan
Kalimat harapan adalah kalimat yang isinya mengharap suatu hal. Contoh : Semoga amal perbuatan beliau diterima disisi–Nya.
2. Berdasarkan diathesis kalimat
a. Kalimat aktif (subyek melakukan perbuatan) Kalimat aktif adalah bentuk kalimat yang subyeknya melakukan pekerjaan yang mengenai langsung terhadap obyeknya.
Ciri-ciri :
  1. Subjeknya sebagai pelaku.
  2. Helsa Situmorang membaca buku. (Helsa sebagai pelaku)
  3. Predikatnya berawalan me- atau ber-.
  4. Predikatnya tergolong kata kerja aus.
Contoh :
  • Adik membaca buku.
  • Tatang bermain bola.
  • Yuli mandi di kolam renang.
  • Wawan telah membeli buku gambar.
b. Kalimat pasif
Kalimat pasif adalah suatu bentuk kalimat yang mana subyeknya dari klimat tersebut menderita.
Ciri-ciri :
  1. Subjeknya sebagai penderita.
  2. Predikatnya berawalan di-, ter-, atau ,ter-kan.
  3. Predikatnya berupa predikat persona (kata ganti orang, disusul oleh kata kerja yang kehilangan awalan).
3. Berdasarkan urutan kata
a. Kalimat normal
Kalimat normal adalah kalimat yang subyeknya mendahului predikat.
b. Kalimat inverse 
Kalimat inverse adalah kalimat yang prediakatnya mendahului obyek.
4. Berdasarkan jumlah inti yang menbentuknya
a. Kalimat minor
Kalimat minor ialah kalimat yang hanya mengandung satu unsur inti atau unsur pusat.  Contoh : Diam!
b. Kalimat mayor
Kalimat mayor ialah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur inti.  Contoh : Ria pergi kedapur , Tia belajar di kamar
5. Berdasarkan pola-pola dasar
a. Kalimat inti 
Kalimat inti ialah kalimat yang memiliki ciri terdiri dari dua kata, berpola S-P, dan intonasinya netral.
b. Kalimat luas
Kalimat luas ialah kalimat inti yang sudah diperluas dengan kata-kata baru sehingga tidak hanya terdiri dari dua kata.
c. Kalimat transformasi
Kalimat transformasi ialah kalimat inti yang sudah mengalami perubahan baik berupa penambahan kata maupun perbanyakan unsur inti.
Ciri-ciri kalimat transformasi :
  1. Hanya terdiri dari dua kata
  2. Dua kata ini sekaligus menjadi inti kalimat (kata pertama menduduki jabatan predikat).
  3. Urutannya adalah subyek mendahului predikat
  4. Informasinya adalah intonasi berit yang netral

6. Berdasarkan jumlah kontur yang terdapat di dalamnya
Berdasarkan jumlah kontur yang terdapat di dalamnya, kalimat dibedakan atas:
  1. Kalimat minim (hanya mengandung satu kontur)
  2. Kalimat panjang (mengandung lebih dari satu kontur)
Kontur adalah bagian arus ujaran yang diapit oleh dua kesenyapan. Contoh:
  • # Pergi! #
  • # Berita daerah membangun # disiarkan TVRI # setiap hari #
Kalimat (i) adalah kalimat minim, sedangkan kalimat (ii) adalah kalimat panjang.
7. Berdasarkan jumlah klausa yang terkandung di dalamnya
Berdasarkan jumlah klausa yang terkandung di dalamnya, kalimat dibedakan atas:
a. Kalimat tunggal
Kalimat tinggal adalah kalimat yang hanya mengandung satu klausa/satu pola S-P.
b. Kalimat majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mengandung lebih dari satu klausa/lebih dari satu pola S-P) Kalimat majemuk, berdasarkan hubungan antar klausanya dibedakan lagi atas:
  1. Kalimat majemuk setara 
Kalimat majemuk setara ialah kalimat majemuk yang klausa-klausanya sama tinggi kedudukannya. kalimat majemuk setara dibagi menjadi 5 bagian :
    1. Kalimat Majemuk Setara Penggabungan: kalimat yang menggunakan kata penghubung dan
    2. Kalimat Majemuk Setara Penguatan: kalimat yang menggunakan kata penghubung bahkan
    3. Kalimat Majemuk Setara Pemilihan: kalimat yang menggunakan kata penghubung atau
    4. Kalimat Majemuk Setara Berlawanan: kalimat yang menggunakan kata penghubung tetapi, sedangkan, melainkan
    5. Kalimat Majemuk Setara Urutan Waktu: kalimat yang menggunakan kata penghubung kemudian, lalu, lantas.
  1. Kalimat majemuk betingkat
Kalimat majemuk betingkat adalah dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda yang memiliki unsur induk kalimat dan anak kalimat.
Contoh : Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur.
  1. Kalimat majemuk campuran
Kalimat majemuk campuran gabungan antara kalimat majemuk tunggal dan kalimat majemuk setara. Contoh: Andi bermain dengan budi.
  1. Kalimat majemuk rapatan
8. Berdasarkan Pengucapannya
Kalimat berdasarkan pengucapanya dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.
Contoh:
Tina berkata: “Ria, jangan membuang sampah itu disembarang tempat!”

b. Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi kalimat berita.
Contoh:
Kakak berkata bahwa dia senang melihat aku mendapatkan pekerjaan





Daftar Pustaka :
1.       Rafi , Pengertian , unsur, dan pola kalimat, http://rafidyazmi.blogspot.co.id/2012/11/pengertian-unsur-dan-pola-kalimat_7878.html , 27 September 2015 , 07:28.
2.       Kholis , Macam – macam kalimat, http://kholiscollection.blogspot.co.id/2012/04/macam-macam-kalimat.html , 27 September 2015, 07:35.
3.       Irpan , Macam – macam kalimat , http://irpantips4u.blogspot.co.id/2012/11/macam-macam-kalimat.html , 27 September 2015 , 07:43.
4.       Juan , Pengertian Kalimat, Unsur-Unsur dan Pola Kalimat, https://bloggueblog.wordpress.com/2013/01/24/pengertian-kalimat-unsur-unsur-dan-pola-kalimat/ , 27 September 2015, 08:10.


Bahasa Indonesia 1 - Tugas 3

Diksi


Diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa Departemen Pendidikan Indonesia adalah pilihan kata yg tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).

Pendapat lain dikemukakan oleh Keraf (1996: 24) yang menurunkan tiga kesimpulan utama mengenai diksi, antara lain sebagai berikut.
-          Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan kata-kata yang tepat.
-          Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai atau cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.

-          Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa diksi adalah pemilihan dan pemakaian kata oleh pengarang dengan mempertimbangkan aspek makna kata yaitu makna denotatif dan makna konotatif sebab sebuah kata dapat menimbulkan berbagai pengertian.

·         Fungsi dari diksi antara lain :

a.       Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis.
b.      Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.
c.       Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal.
d.      Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.

Diksi terdiri dari delapan elemen yaitu : fonem, silabel, konjungsi, hubungan, kata benda, kata kerja, infleksi, dan uterans.

·         Macam macam hubungan makna :

1.      Sinonim
Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna. Sinonim sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Contoh: Kata buruk dan jelek, mati dan wafat.
2.      Antonim.
Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain. Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata buruk; kata besar berantonim dengan kata kecil.
3.      Polisemi.
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala meja,dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.

4.      Hiponim.
Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
5.      Hipernim.
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.
6.      Homonim.
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti.
7.      Homofon.
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda.
8.      Homograf.
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.

JENIS-JENIS DIKSI
Jenis diksi menurut Keraf, (1996: 89-108) adalah sebagai berikut.
a.       Denotasi adalah konsep dasar yang didukung oleh suatu kata (makna itu menunjuk pada konsep, referen, atau ide). Denotasi juga merupakan batasan kamus atau definisi utama suatu kata, sebagai lawan dari pada konotasi atau makna yang ada kaitannya dengan itu. Denotasi mengacu pada makna yang sebenarnya.
Contoh makna denotasi:
Rumah itu luasnya 250 meter persegi.
Ada seribu orang yang menghadiri pertemuan itu.

b.      Konotasi adalah suatu jenis makna kata yang mengandung arti tambahan,imajinasi atau nilai rasa tertentu. Konotasi merupakan kesan-kesan atau asosiasi-asosiasi, dan biasanya bersifat emosional yang ditimbulkan oleh sebuah kata di samping batasan kamus atau definisi utamanya. Konotasi mengacu pada makna kias atau makna bukan sebenarnya.
Contoh makna konotasi:
Rumah itu luas sekali.
Banyak sekali orang yang menghadiri pertemuan itu.

c.    Kata abstrak adalah kata yang mempunyai referen berupa konsep, kata abstrak sukar digambarkan karena referensinya tidak dapat diserap dengan pancaindera manusia. Kata-kata abstrak merujuk kepada kualitas (panas, dingin, baik, buruk), pertalian (kuantitas, jumlah, tingkatan), dan pemikiran (kecurigaan, penetapan, kepercayaan). Kata-kata abstrak sering dipakai untuk menjelaskan pikiran yang bersifat teknis dan khusus.

d. Kata konkrit adalah kata yang menunjuk pada sesuatu yang dapat dilihat atau diindera secara langsung oleh satu atau lebih dari pancaindera. Katakata konkrit menunjuk kepada barang yang actual dan spesifik dalam pengalaman. Kata konkrit digunakan untuk menyajikan gambaran yang hidup dalam pikiran pembaca melebihi kata-kata yang lain.
Contoh kata konkrit: meja, kursi, rumah, mobil dsb.

e.   Kata umum adalah kata yang mempunyai cakupan ruang lingkup yang luas, kata-kata umum menunjuk kepada banyak hal, kepada himpunan, dan kepada keseluruhan.
Contoh kata umum: binatang, tumbuh-tumbuhan, penjahat, kendaraan.

f.   Kata khusus adalah kata-kata yang mengacu kepada pengarahanpengarahan yang khusus dan konkrit. Kata khusus memperlihatkan kepada objek yang khusus.
Contoh kata khusus: Yamaha, nokia, kerapu, kakak tua,sedan.

g.      Kata ilmiah adalah kata yang dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah.
Contoh kata ilmiah: analogi, formasi, konservatif, fragmen, kontemporer.

h.   Kata populer adalah kata-kata yang umum dipakai oleh semua lapisan masyarakat, baik oleh kaum terpelajar atau oleh orang kebanyakan.
     Contoh kata popular: bukti, rasa kecewa, maju, gelandangan.

i. Jargon adalah kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu tertentu, dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompok-kelompok khusus lainnya.
Contoh jargon: sikon (situasi dan kondusi), pro dan kon (pro dan kontra), kep (kapten), dok (dokter), prof (professor).

j.        Kata slang adalah kata-kata non standard yang informal, yang disusun secara khas, bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam percakapan, kata slang juga merupakan kata-kata yang tinggi atau murni.
Contoh kata slang: mana tahan, eh ketemu lagi, unyu-unyu, cabi.

k.       Kata asing ialah unsur-unsur yang berasal dari bahasa asing yang masih dipertahankan bentuk aslinya karena belum menyatu dengan bahasa aslinya.
Contoh kata asing: computer, cyber, internet, go public.

l.        Kata serapan adalah kata dari bahasa asing yang telah disesuaikan dengan wujud atau struktur bahasa Indonesia.
Contoh kata serapan: ekologi, ekosistem, motivasi, music, energi.

m.    Kata baku dan tidak baku
Kata baku adalah sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa indonesia dalam penggunaannya. Suatu ragam penggunaan bahasa yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi.
Fungsi Bahasa Baku :
-          Fungsi pemersatu, karena bahasa merupakan wahana dan pengungkap kebudayaan nasional.
-          Fungsi Penanda kepribadian, indonesia membedakan dirinya dengan menggunakan bahasa indonesia sebagai identitas bangsa.
-          Fungsi Penambah wibawa, gengsi yang lekat pada bahasa Indonesia baku menambahkan wibawa pada setiap orang yang dapat menguasai bahasa dengan mahir.
-          Fungsi Kerangka acuan, merupakan ukuran tentang tepat atau tak tepat pemakaian bahasa dalam situasi tertentu.
Kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan kaidah mengenai kata dalam bahasa indonesia. Dalam artikata, kata tak baku adalah kata tidak resmi. Suatu ragam penggunaan bahasa yang tidak dilembagakan dan ditandai oleh ciri-ciri yang menyimpang dari aturan bahasa baku.  Dipakai dalam situasi tidak resmi.
Contoh Kata Baku dan Tidak Baku
BAKU                                                TIDAK BAKU

Kemarin                                              Kemaren
Zaman                                                 Jaman
Ijazah                                                  Ijasah
Februari                                               Pebruari




Daftar Pustaka :
1.      Lukman , Diksi : Pengertian dan Macam-Macamnya , https://disclamaboy.wordpress.com/2012/11/02/diksi-pengertian-dan-macam-macamnya/  , 26 September 2015 , 15:21.
2.      Meita , Diksi (pemilihan kata)  , http://meitadwicipta.blogspot.co.id/2014/10/diksi-pemilihan-kata.html , , 26 September 2015 , 15:40.