Senin, 18 Januari 2016

Proposal

Proposal adalah sebuah tulisan yang dibuat oleh si penulis yang bertujuan untuk menjabarkan atau menjelasan sebuah tujuan kepada si pembaca (individu atau perusahaan) sehingga mereka memperoleh pemahaman mengenai tujuan tersebut lebih mendetail. Diharapkan dari proposal tersebut dapat memberikan informasi yang sedetail mungkin kepada si pembaca, sehingga akhirnya memperoleh persamaan visi, misi, dan tujuan. Proposal merupakan suatu program kegiatan yang sifatnya sebagai usulan. Proposal merupakan usulan tertulis untuk melakukan suatu kegiatan yang ditujukan kepada pihak tertentu

Syarat penyusunan proposal

Proposal yang kita susun perlu memiliki hal - hal berikut:
  • Memiliki struktur dan logika yang jelas 
  • Hasil kegiatan itu terstruktur 
  • Rumuskanlah jenis kegiatan secara jelas, inovatif, terperinci, dan betul-betul dapat dikuasai atau dikerjakan 
  • Hubungan kegiatan dengan dana yang diperlukan harus rasional dan tidak mengada-ada


Contoh Proposal :

PROPOSAL PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB DENGAN PHP DAN MYSQL DI SMA 1 JAYA


BAB I          PENDAHULUAN
1.1.       Latar Belakang

Perpustakaan merupakan faktor penting di dalam penunjang transformasi antara sumber ilmu (koleksi) dengan pencari ilmu (pengunjung). Perpustakaan juga sering disebut jantung dari sekolah dimana di dalamnya terdapat kumpulan koleksi, majalah, koran yang disusun berdasarkan sistem tertentu yang digunakan sebagai media dalam mencari ilmu dan wawasan bagi masyarakat khususnya para siswa dan guru di SMA 1 JAYA dan juga sebagai upaya menunjang civitas akademik yang ada pada SMA 1 JAYA.
Teknologi Informasi berperan penting dalam memperbaiki kualitas dan kuantitas suatu lembaga pendidikan. Penggunaan teknologi informasi dalam lingkup perpustakaan pada SMA 1 JAYA tidak hanya sebagai proses otomatisasi terhadap akses informasi, tetapi juga menciptakan akurasi, kecepatan, dan kelengkapan sebuah sistem yang terintegrasi, sehingga proses transaksi yang terjadi akan menjadi efektif dan efisien. Teknologi Informasi juga dapat mendukung ketersediaan informasi yang terintegrasi sebagai upaya menciptakan berbagai kemudahan-kemudahan dalam melakukan semua transaksi yang ada di perpustakaan, misalnya proses pendaftaran anggota baru, pemesanan koleksi, peminjaman koleksi dan pengembalian koleksi perpustakaan.
Penerapan sistem basis data di perpustakaan SMA 1 JAYA yang masih menggunakan sistem manual yang semua proses  transaksinya ditulis pada kertas. sehingga menimbulkan beberapa permasalahan di karenakan (human error)seperti:
  1. Kesalahan pada proses peminjaman buku yang mana buku yang di pinjam oleh siswa tidak sesuai dengan buku yang tercatat dalam buku peminjaman
  2. Kesalahan pada penulisan nama siswa peminjam, nama siswa tertukar dengan siswa lainnya pada saat pencatatan ke dalam buku peminjaman
  3. Sebagian koleksi buku yang ada di perpustakaan tidak tercatat ke dalam buku peminjaman Berdasarkan pada permasalahan di atas, maka dibuatlah sistem informasi perpustakaan yang terkomputerisasi pada SMA 1 JAYA yang dapat memberikan kemudahan terhadap pengguna dan membuat fitur-fitur untuk memenuhi kebutuhan petugas perpustakaan.
Dengan adanya aplikasi perpustakaan yang terkomputerisasi, diharapkan dapat mengatasi permasalahan dan menambah nilai guna terhadap perpustakaan di SMA 01 JAYA, terutama bagi petugas perpustakaan dalam pengolahan data transaksi yang terjadi seperti pendaftaran anggota baru, pemesanan, peminjaman dan pengembalian koleksi serta dalam pembuatan laporan-laporan tiap periodiknya.

1.2     Identifikasi masalah
Adapun permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah :
Bagaimana membuat sistem baru yang sistematis dalam mengelola administrasi perpustakaan pada SMA 1 JAYA sehingga dapat menggantikan sistem yang lama yang secara manual.

1.3     Pembatasan masalah
Batasan masalah dalam rancang bangun sistem informasi perpustakaan pada SMA 1 JAYA sebagai berikut :
1.      Sub Sistem informasi pendaftaran anggota
Sistem ini menampilkan data yang harus di isi oleh calon anggota baru secara offline.
2.      Sub Sistem Informasi Koleksi
Transaksi ini menampilkan data koleksi baik itu offline sehingga anggota perpustakaan dapat mengetahui koleksi yang tersedia.
3.      Sub Sistem Informasi Pemesan, Peminjaman dan Pengembalian
1)      Transaksi pemesanan koleksi secara offline.
2)      Transaksi peminjaman yang dilakukan anggota yang harus datang langsung ke perpustakaan.
3)      Transaksi pengembalian koleksi Transaksi pengembalian koleksi dan denda jika mengalami keterlambatan saat pengembalian.
4)      Sistem Informasi Laporan Laporan yang terdapat pada aplikasi ini adalah :
4.1 Pembuatan kartu anggota perpustakaan
4.2 Laporan data anggota
4.3 Laporan pemesanan
4.4 Laporan peminjaman
4.5 Laporan pengembalian
4.6 Laporan denda
4.7 Bukti denda

1.4     Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas perlu dirumuskan suatu perumusan masalah yaitu bagaimana merancang sistem informasi perpustakaan berbasis desktop yang terintegrasi, serta dapat menghasilkan laporan-laporan yang sesuai  dengan kebutuhan dan mudah diterapkan sehingga mampu diterima oleh pengguna?

1.5     Tujuan
Tujuan dari penyusunan proposal ini adalah untuk :
1)   Untuk menyusun sebuah sistem informasi perpustakaan yang berbasis komputer secara sistematis, terstruktur, dan terarah sehingga dapat digunakan oleh SMA 1 Sakra untuk mengatasi kelemahan sistem manual yang digunakan saat ini.
2)   Dengan adanya sistem informasi perpustakaan, diharapkan dapat mempercepat proses penyelesaian pekerjaan bagian perpustakaan sehingga dapat menghemat waktu dan biaya serta dapat meningkatkan mutu pelayanan yang lebih baik kepada para siswa.
3)   Sebagai sarana bagi penulis dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah, khususnya dalam hal pembuatan program.

1.6 Manfaat
1)      Bagi Kepala Sekolah
Manfaat rancang bangun sistem informasi perpustakaan ini bagi kepala sekolah adalah agar kepala sekolah dapat meninjau data kunjungan dan keaktifan siswa untuk mengunjungi perpustakaan. Sehingga dapat menilai antusiasme siswa dalam belajar, dan mengambil kebijakan-kebijakan bagi sekolah yang dipimpinnya.
2)      Bagi Perpustakaan
Manfaat rancang bangun sistem informasi perpustakaan ini bagi perpustakaan adalah agar dapat memonitor dan menjaga koleksi perpustakaan agar tidak hilang.
3)      Bagi Petugas Perpustakaan Manfaat rancang bangun sistem informasi perpustakaan ini bagi petugas perpustakaan adalah dapat memudahkan pekerjaan mereka dalam mencatat peminjaman dan pengembalian koleksi perpustakaan.
4)      Manfaat bagi pengunjung perpustakaan
Manfaat rancang bangun sistem informasi perpustakaan ini bagi pengunjung perpustakaan adalah dapat meningkatkan pelayanan peminjaman dan pengembalian koleksi perpustakaan, serta dapat memudahkan pengunjung untuk mencari koleksi yang diinginkan.












BAB II       LANDASAN TEORI

2.1     Sistem Informasi
Kata “Sistem” mengandung arti kumpulan dari komponen-komponen yang memiliki keterkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Dari definisi sistem, maka dapat didefinisikan bahwa “Sistem informasi adalah suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi.” (Ladjamudin, 2006:13).
Sering orang salah mengartikan antara sistem informasi dengan teknologi informasi. Dengan mengesampingkan teknologi informasi beserta produk-produknya, sistem informasi yang dihasilkan tentunya tidak lebih baik jika dibandingkan dengan sistem informasi yang menggunakan teknologi informasi untuk mendukung penyajian informasinya.
Sistem informasi juga berfungsi sebagai suatu alat bantu kompetisi bagi organisasi dalam mengupayakan pencapaian tujuan. Sistem informasi dituntut tidak hanya mengolah data dari dalam organisasi saja, tetapi juga dapat menyajikan data dari pihak luar yang mampu menambah nilai kompetisi bagi dalam organisasi. Dengan demikian sistem informasi harus memiliki data yang telah terpolakan dan memiliki integritas dalam hal waktu dan tempat. Hal ini dimaksudkan supaya sistem informasi tersebut dapat menyajikan informasi yang tepat bagi pengguna.

2.2   Analisa Sistem
Analisa sistem merupakan tahap yang paling penting dari suatu pemrograman, karena merupakan tahap awal untuk mengevaluasi permasalahan yang terjadi serta kendala-kendala yang dihadapi. Analisa yang tepat akan memudahkan pekerjaan penyusunan rencana yang baik di tahap berikutnya. Sebaliknya, kesalahan yang terjadi pada tahap analisa ini akan menyebabkan penyusunan sistem gagal (Jogiyanto, 2006).

2.3   Perpustakaan
Dalam arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah. Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri. (Wikipedia)
Perpustakaan ialah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk penyimpanan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk diperjualbelikan. Dalam pengertian buku dan terbitan lainnya termasuk didalamnya semua bahan cetak (buku, majalah, laporan, painflat, prosiding, manuskrip (naskah), lemabaran music, berbagai karya media audio-visual seperti film, slaid (slide), kaset, piringan hitam, bentuk mikro seperti microfilm, mikrofis, dan mikroburam (micropaque). (repository.usu.ac.id).

2.4   Pemrograman Web
Pemrograman web diambil dari 2 suku kata yaitu pemrograman dan web. Pemrograman diartikan proses, cara, perbuatan program. Definisi Web : jaringan komputer yang terdiri dari kumpulan situs internet yang menawarkan teks dan grafik dan suara dan sumber daya animasi melalui protokol transfer hypertext. Orang banyak mengenal web dengan istilah WWW (world wide web), World Wide Web adalah layanan internet yang paling populer saat ini internet mulai dikenal dan digunakan secara luas setelah adanya layanan WWW. WWW adalah halaman-halaman website yang dapat saling terkoneksi satu dengan lainnya (hyperlink) yang membentuk samudra belantara informasi. WWW berjalan dengan protokol HyperText Transfer Protokol (HTTP). Halaman Web merupakan file teks murni (plain text) yang berisi sintaks-sintaks HTML yang dapat dibuka/ dilihat/ diterjemahkan dengan Internet Browser . Sintaks HTML mampu memuat konten text, gambar, audio, video dan animasi. Kini internet identik dengan web, karena kepopuleran web sebagai standar interface pada lanyanan-layanan yang ada di internet, dari awalnya sebagai penyedia informasi, ini digunakan juga untuk komunikasi dari email sampai dengan chatting, sampai dengan melakukan transaksi bisnis (commerce). (Wikipedia)

2.5   PHP
PHP adalah singkatan dari "PHP: Hypertext Prepocessor", yaitu bahasa pemrograman yang digunakan secara luas untuk penanganan pembuatan dan pengembangan sebuah situs web dan bisa digunakan bersamaan dengan HTML. PHP diciptakan oleh Rasmus Lerdorf pertama kali tahun 1994. Pada awalnya PHP adalah sinngkatan dari "Personal Home Page Tools". Selanjutnya diganti menjadi FI ("Forms Interpreter"). Sejak versi 3.0, nama bahasa ini diubah menjadi "PHP: Hypertext Prepocessor" dengan singkatannya "PHP". PHP versi terbaru adalah versi ke-5. Berdasarkan survey Netcraft pada bulan Desember 1999, lebih dari sejuta site menggunakan PHP, di antaranya adalah NASA, Mitsubishi, dan RedHat.

2.6   Database
Basis data (bahasa Inggris: database), atau sering pula dieja basisdata, adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri(query) basis data disebut sistem manajemen basis data (database management system, DBMS). Sistem basis data dipelajari dalam ilmu informasi. (Wikipedia)
Istilah "basis data" berawal dari ilmu komputer. Meskipun kemudian artinya semakin luas, memasukkan hal-hal di luar bidang elektronika, artikel ini mengenai basis data komputer. Catatan yang mirip dengan basis data sebenarnya sudah ada sebelum revolusi industri yaitu dalam bentuk buku besar, kuitansi dan kumpulan data yang berhubungan dengan bisnis. (Wikipedia)
Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan-catatan, atau potongan dari pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan di dalamnya: penjelasan ini disebut skema. Skema menggambarkan obyek yang diwakili suatu basis data, dan hubungan di antara obyek tersebut. Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema, atau memodelkan struktur basis data: ini dikenal sebagai model basis data atau model data. Model yang umum digunakan sekarang adalah model relasional, yang menurut istilah layman mewakili semua informasi dalam bentuk tabel-tabel yang saling berhubungan dimana setiap tabel terdiri dari baris dan kolom (definisi yang sebenarnya menggunakan terminologi matematika). Dalam model ini, hubungan antar tabel diwakili denga menggunakan nilai yang sama antar tabel. Model yang lain seperti model hierarkis dan model jaringan menggunakan cara yang lebih eksplisit untuk mewakili hubungan antar tabel.

2.7   MySQL
MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (database management system) atau DBMS yang multithread, multi-user,dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL.
MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam database sejak lama, yaitu SQL (Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomastis.








BAB III      METODELOGI PENELITIAN

3.1   Waktu dan Tempat
Lokasi penelitian dilakukan di SMA 1 JAYA . Adapun waktu penelitian serta kegiatan lainnya dilakukan pada bulan September s/d Desember 2015

3.2   Metode Penelitian

1.    Metode Penelitian Kualitatif
2.      Metode Pengembangan
Metode pengembangan yang digunakan adalah Metode Waterfall. Prosedur dari Metode Waterfall adalah mengerjakan secara bertahap tidak ada loncatan dari satu tahap ke tahap yang lain.

3.3   Instrumen Penelitian
Instumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
·         Instrumen wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dari sumber informasi terkait objek yang diteliti yaitu Pegawai perpustakaan di SMA 1 JAYA.
·         Instrumen Observasi
Pengamatan adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan secara langsung pada objek penelitian, yang dalam hal ini adalah pihak umum

3.4   Analisis Dan Perancangan Sistem

Analisis adalah sebuah istilah yang secara kolektif mendiskripsikan fase-fase awal pengembangan sistem. Analisis sistem adalah teknik pemecahan masalah yang menguraikan bagian-bagian komponen dengan mempelajari seberapa bagus bagianbagian komponen tersebut bekerja dan berinterkasi untuk mencapai tujuan mereka.

a)      Sistem peminjaman
Peraturan umum peminjaman:
  1. Menggunakan KTM/kartu Perpustakaan milik sendiri.
  2. Peminjaman koleksi dapat diperpanjang minimal sehari sebelum jatuh tempo kecuali koleksi tersebut dipesan oleh pengguna lain.

Prosedur peminjaman koleksi bagi Mahasiswa:
  1. Tulis nomer ID NIM di buku.
  2. Menginput nama peminjam pada web.
  3. Menginput judul buku dan kode buku yang dipinjam siswa.
                  
b)      Sistem Pengembalian Koleksi
Ketentuan umum peminjaman :
  1. Buku yang dikembalikan berasal dari buku yang dipinjam di perpustakaan SMA 1 JAYA.

Prosedur pengembalian buku :
  1. siswa aktif/anggota baca menyerahkan koleksi yang dipinjam kepada petugas.
  2. Kemudian petugas akan menginput judul dan kode buku.
  3. Petugas juga akan memeriksa jadwal pengembalian.
  4. Jika pengembalian melebihi batas waktu jadwal pengembalian maka akan masuk ke proses denda, jika tidak maka petugas akan mencoret tanggal pengembalian. Petugas juga akan menyimpan data buku yang sudah dikembalikan.
  5. Selanjutnya siswa ingin meminjam kembali maka siswa aktif/anggota baca akan masuk ke proses peminjaman.
  6. Jika tidak, maka proses tersebut aka selesai.

c)      Sistem denda
Ketentuan umum sistem denda :
  1. Buku yang terlambat/ melebihi batas waktu dikembalikan oleh siswa aktif/ anggota baca mempunyai denda keterlambatan tiap hari adalah Rp 1000,-

Bagi yang merusakkan atau menghilangkan koleksi diberikan sanksi sebagai berikut:
  1. Wajib mengganti koleksi yang sama dan ditambah dengan mengganti biaya pengolahan sebesar Rp 2.000,- tiap buku.

Surat peringatan ( bila diperlukan ) akan diterbitka dengan ketentuan:
- Surat peringatan I, kepada siswa/alumni/anggota baca terlambat sampai 1 bulan.
- Surat peringatan II kepada siswa yang tidak mengindahkan surat Peringatan I.

Prosedur denda :
  1. Siswa menyerahkan buku yang terlambat kepada Petugas.
  2. Kemudian Petugas menghitung denda berdasarkan jeda waktu terlambat.
  3. Petugas menyesuaikan berapa yang harus dibayar sesuai dengan ketentuan umum.
  4. Petugas menyerahkan laporan denda yang harus dibayar kepada siswa.
  5. Siswa membayar denda pada Petugas..
  6. Petugas menerima pembayaran denda.
  7. Petugas menginputkan data pembayaran denda.
  8. Keluar data berupa laporan denda.
  9. Kemudian Petugas menyimpan laporan pembayaran denda di storage perpustakaan SMA 1 JAYA.

Daftar Pustaka :

1.       Lani Citra Agustini, Pengertian Proposal, http://lanicitraagustini.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-proposal.html , 17 Januari 2016, 21:07.
2.       Agnes Sekar, Proposal Perancangan Sistem Informasi , http://agnessekar17.blogspot.co.id/2015/12/proposal-perancangan-sistem-informasi.html , 17 Januari 2016 , 21:26.

Senin, 28 Desember 2015

Konvensi Naskah

Konvensi adalah suatu (seperti amalan, tingkah laku, ciri-ciri) yang sudah disepakati dengan meluasnya dan dipatuhi. Naskah adalah suatu teks yang berisi aturan, alur cerita di dalam suatu dialog. Maka yang dimaksud dengan konvensi naskah adalah penulisan naskah karangan ilmiah yang berdasarkan kebiasaan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati. Konvensi penulisan naskah yang sudah lazim mencakup aturan pengetikan, pengorganisasian materi utama, pengorganisasian materi pelengkap, bahasa, dan kelengkapan penulisan lainnya.

Dalam pembuatan naskah yang harus memperhatikan struktur kalimat dan pilihan kata (diksi) yang dibuat sedemikian rupa, sehingga apa yang ditulis itu jelas, teratur dan menarik. Namun, ada hal yang lebih penting yaitu, sebuah karangan yang menuntut suatu persyaratan lain yaitu persyaratan formal, bagaimana supaya bentuk atau wajah dari karangan itu sehingga kelihatan tampak lebih indah dan menarik. Persyaratan formal ini meliputi bagian-bagian pelengkap dan kebiasaan-kebiasaan yang harus diikuti dalam dunia kepenulisan. Semua persyaratan ini secara umum disebut dengan konvensi naskah.

Persyaratan formal yang harus dipenuhi sebuah karangan menyangkut tiga bagian utama, yaitu :

a.       bagian pelengkap pendahuluan
b.      isi karangan
c.       bagian pelengkap penutup

A.    Bagian pelengkap pendahuluan

1.      Halaman Judul Pendahuluan
Halaman judul pendahulaun tidak mengandung apa-apa kecuali mencantumkan judul karangan atau judul buku. Judul karangan atau judul buku ditulis dengan huruf capital. Biasanya terletak di tengah halaman hanya saja berada di posisi sedikit ke atas.

2.      Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca /penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi persyaratan administrative sebagai karya ilmiah. Halaman pengesahan biasanya digunakan untuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi, sedangkan makalah ilmiah, dan karangan lainnya (baik fiksi maupun non-fiksi) tidak mengharuskan adanya halaman pengesahan. Penyusunan pengesahan ditulis dengan memperhatikan persyaratan formal urutan dan tata letak unsur-unsur yang harus tertulis di dalamnya.

3.      Kata Pengantar
Kata pengantar berfungsi sama dengan sebuah surat pengantar. Kata pengantar adalah bagian karangan yang berisi penjelasan tentang alasan penulis menulis karangan tersebut. Setiap karangan ilmiah seperti : buku, skripsi, thesis, disertasi, makalah, atau laporan formal ilmiah harus menggunakan kata pengantar.

Biasanya didalam kata pengantar disajikan informasi sebagai berikut :
-  Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
-  Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah.
-  Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah.
-  Penjelasan adanya bantuan, bimbingan dan arahan dari seseorang, sekelompok orang, atau organisasi/lembaga.
-  Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis tanpa dibubuhi tanda-tangan.
-   Harapan penulis atas karangan tersebut.
-  Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran.

4.      Abstrak
Adalah sebuah paragraph yang mencakup atau ringkasan awal dari sebuah laporan atau tulisan sebuah laporan atau tulisan ilmiah. Abstrak berfungsi untuk menjelaskan secara singkat kepada pembaca tentang apa yang terdapat dalam suatu tulisan. Pada umumnya abstrak diletakkan pada bagian awal sebelum bab-bab penguraian.

5.      Daftar Isi
Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan. Daftar isi berfungsi untuk merujuk nomor halaman judul bab, sub-bab, dan unsur-unsur pelengkap dari sebuah buku yang bersangkutan.

6.      Daftar Gambar
Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan tentang judul gambar dan nomor halaman.

7.      Daftar Tabel
Sama seperti daftar gambar, daftar table ini dibuat hanya ketika terdapat table-tabel di dalam buku tersebut. Daftar table ini menginformasikan tentang nama table dan nomor halaman.

8.      Daftar Lampiran
Daftar lampiran berisi tentang nama data yang terlampir dan halaman. biasanya di setiap karangan karya ilmiah / tugas akhir dan sebagainya ada lampiran yang diperlukan.

B.     Bagian kelengkapan isi karangan :

1.       Pendahuluan

Pendahuluan adalah bab pertama dari sebuah  karangan. Tujuan utama dari pendahuluan adalah menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca terhadap masalah yang dibicarakan, dan menunjukkan dasar yang sebenarnya dari uraian itu. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori, dan metode pembahasan. Keseluruhan isi pendahuluan mengantarkan pembaca kepada materi yang akan dibahas, dianalisis-sintesis, dideskripsi, atau diuraikan dalam bab kedua sampai bab terakhir.

2.       Tubuh karangan

Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti dari suatu karangan yang berisi sajian pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas (sempurna). Disilah terletak segala yang akan dibahas secara sistematis.

3.       Kesimpulan

Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi karangan dan juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah, yang harus ditulis dengan tegas sebagai suatu pendapat penulis. Karena terkadang pembaca tidak memiliki cukup waktu untuk membaca naskah seutuhnya cenderung akan membaca bagian-bagian penting saja, antara lain kesimpulan.

C. Bagian kelengkapan akhir karangan

1.      Daftar Pustaka (Bibliografi)

Setiap karangan ilmiah harus memiliki data pustaka atau catatan kaki dan dilengkapi dengan daftar bacaan. Daftar pustaka atatu Bibliografi adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan. Daftar pustaka terdiri dari nama pengarang, tahun terbit, judul buku, data publikasi meliputi tempat atau kota terbit dan penerbit, serta dibutuhkan tahun terbit.

2.      Lampiran data (Apendix)

Lampiran data atau appendix merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin memasukkan suatu bahan informasi secara panjang lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan dalam lampiran ini.

3.      Indeks

Indeks atau daftar kata atau yang digunakan dalam uraian dan disusun secara alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai nomor halaman yang mencantumkan penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan.

4.      Riwayat hidup penulis

Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupa penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup biasanya meliputi nama  penulis, tempat tanggal lahir, pendidikan, engalaman berorganosasi atau pekerjaan, serta karya-karya yang telah dihasilkan penulis.


Daftar Pustaka :

1.       Rizki Kusrana, Bahasa Indonesia : Konvensi Naskah, https://rizkikusrana.wordpress.com/2015/01/30/bahasa-indonesia-konvensi-naskah/ , 28 Desember 2015, 20:00.

2.       Laila maharani, Konvensi Naskah , http://lailamaharani.blogspot.co.id/2013/01/konvensi-naskah.html , 28 Desember 2015 , 20:23.

Senin, 30 November 2015

Kutipan, Catatan Kaki dan Daftar Pustaka

Kutipan

1.        Pengertian Kutipan

Kutipan adalah suatu kata yang mungkin semua orang belum tahu apa maksudnya. Kutipan juga merupakan suatu gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.

2.       Jenis Kutipan

A. Kutipan langsung
Kutipan Langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya,tidak boleh ada perubahan.Kalau ada hal yang dinilai salah/meragukan,kita beri tanda ( sic! ),yang artinya kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu.Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, misal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ ….. ].
Contoh:
 Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “terdapat kecenderungan semakin banyak ’campur tangan’ pimpinan perusahaan samakin rendah tingkat partisipasi karyawan di daerah perkotaan” (Soebroto, 1990:23).

 “Ada informasi pesan singkat yang menyesatkan. Kami akan selediki terus karena sumbernya sudah ada,” kata Kepala Bidang (KABID) HUMAS Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Boy Rafli Amar, di Jakarta, sabtu (6/3).

“Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antara mata , tangan, atau bagian tubuh lain . . . yang termasuk gerak manipuatif antara lain adalah menangkap bola, menendang bola, dan menggambar” (Asim, 1995:315).
 “Dan di antara manusia ada yang mengorbankan dirinya untuk meraih ridha Allah SWT. Dan adalah Allah Maha Penyantun terhadap hamba hamba-Nya”. (Al-Baqarah:207).                           
Menurut Gorys Keraf dalam bukunya Argumentasi dan Narasi (1983:3), argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara.

B. Kutipan tidak lansung ( Kutipan Isi )


Dalam kutipan tidak langsung kita hanya mengambil intisari pendapat yang kita kutip.Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ) seperti telah dicontohkan.

d. Kutipan pada catatan kaki
e. Kutipan atas ucapan lisan
f. Kutipan dalam kutipan
g. Kutipan langsung pada materi


Contoh :
Alqur’an memerintahkan umat islam agar menggunakan akalnya dalam mengamati hakikat alam semesta. Perintah semacam itu di antaranya termaktub dalam surrah arrum [30] ayat 22.
Dalam karangannya, lembaga tersebut kembali memperjelas bahwa panggalian tersebut hanya beberapa puluh meter dari masjid Al-Aqsha, dan semakin hari penggaliannya akan semakin di tingkatkan hingga mencapai kedalaman 10 meter, sampai ke area masjid Al-Aqsha (Eramuslim.com,16/3/2010).
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan tidak ada intervensi dalam pengusutan kasus Bank Century yang diduga terindikasi pelanggaran tindak pidana korupsi (Republika, Ahad 7 Maret 2010 halaman 1 ).
Banyak sekali pendapat yang mengemukakan definisi prosa, yang termuat dalam berbagai macam bentuk rangkaian kata, salah satu diantaranya ”prosa adalah  karya sastra  yang berupa cerita bebas. Bentuk pprosa pada umumnya merupakan perpaduan  dari monolog dan dialog. Namun, ada pula prosa yang hanya monolog dan terdiri atas dialog-dialog”  (Juanda,Iintisari sastra Indonesia, 2007:95).
 Dalam suatu perkara tertentu, seumpama adanya pelimpahan  hak milik, maka kedua bela pihak harus membuat surat kuasa, agar tidak ada masalah di kemudian hari ”surat kuasa adalah surat yang menyatakan pengalihan kekuasaan dari seseorang kepada orang lain untuk bertindak atau berhak bertindak atas nama si pemberi kuasa” (Sukamto dkk., Modul Bahasa Indonesia Untuk SMA/MA 11a, 2011:30).

3.       Prinsip-prinsip dalam mengutip

Dalam membuat tulisan kita pasti sering mengambil atau mengutip dari tulisan orang lain, maka dari itu perlu kita tahu bagaimana prinsip-prinsip yang benar dalam mengutip dari tulisan orang lain. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Apabila dalam mengutip sebuah karya atau tulisan yang ada salah ejaan dari sumber kutipan kita, maka sebaiknya kita biarkan saja apa adanya seperti sumber yang kita ambil tersebut. Kita sebagai pengutip tidak diperbolehkan membenarkan kata ataupun kalimat yang salah dari sumber kutipan kita.
b.Dalam kutipan kita diperkenankan menghilangkan bagian-bagian kutipan dengan syarat bahwa
penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna atau arti yang terkandung dalam sumber kutipan kita. Caranya :
# Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea.
Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi.
# Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea.
Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi sepanjang garis (dari margin kiri sampai margin kanan).

Catatan Kaki

A. Pengertian Catatan Kaki
Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman penyusunan daftar bacaan/ bibliografi.

B. Unsur-Unsur Catatan Kaki

    Untuk Buku
1. nama pengarang,   (editor, penerjemah) ditulis dalam urutan diikuti koma
2. Judul buku ditulis dengan huruf kapital (kecuali kata-kata tugas) dan digarisbawahi
3. nama atau nomor seri (kalau ada)
4. data publikasi:
    a. jumlah jilid, kalau ada
    b. nomor cetakan, kalau ada
    c. kota penerbit, diikuti titik dua
    d. nama penerbit, diikuti tanda koma
    e. tahun penerbitan

    c, d, e  diletakkan di dalam tanda kurung

5. nomor jilid kalau perlu
6. nomor halaman diikuti titik

 Untuk artikel dan majalah berkala
1. nama pengarang
2. judul artikel, di antara tanda kutip  "...."

C. Cara Penulisan Catatan Kaki
·         Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
·         Catatan kaki diketik berspasi satu.
·         Diberi nomor.
·         Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.
·         Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
·         Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
·         Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.
·         Keterangan yang panjang tidak boleh dilangkaukan ke halaman berikutnya. Lebih baik potong tulisan asli daripada memotong catatan kaki.
·         Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang keterangan catatan kaki.
·         Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keterangan op.cit., lih [x] [x] merupakan nomor keterangan sebelumnya.
·         Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel, gunakan loc.cit.
·         Untuk keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya mirip daftar pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.

Daftar Pustaka

A.  Pengertian Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah halaman yang berisi daftar sumber-sumber referensi yang kita pakai untuk suatu tulisan ataupun karya tulis ilmiah. Daftar Pustaka biasanya berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan (contohnya: thesis). Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya.

B.  Unsur-unsur Daftar Pustaka
Unsur-unsur yang harus kita perhatikan dalam menulis daftar pustaka diantaranya: nama pengarang, penerjemah, tahun terbit, judul buku, kota terbit, dan penerbit. Selain itu ada pula unsur-unsur yang bisa ada namun tak selalu ada, misalnya: nama editor atau penyunting, jilid buku, edisi buku, dan anak judul. Disebut tak selalu ada karena tak semua buku memiliki unsur-unsur ini.
Yang sering membingungkan kita dalam menulis daftar pustaka diantaranya adalah cara menuliskan nama pengarang. Pada daftar pustaka, nama pengarang kita tuliskan terbalik yaitu nama belakang terlebih dahulu di ikuti tanda koma(,) baru nama depannya. Berikut ini tata cara membalikan nama pengarang dalam daftar pustaka :

Nama belakang ditulis lebih dahulu daripada nama depan, meskipun bukan merupakan nama keluarga.Misalnya: Dewi Rieka…………..> ditulis sebagai:  Rieka, Dewi.
Nama belakang yang bagian akhirnya berupa singkatan tidak diletakkan di bagian depan pembalikan.Misalnya: Triani Retno A  ………………>  ditulis sebagai:  Retno A, Triani  dan bukan A, Triani Retno
Nama yang mencantumkan gelar tradisi, maka nama yang diletakkan di depan dalam pembalikan adalah nama yang tercantum setelah gelar.Misalnya: Rahman Sutan Radjo  ………………..>  ditulis sebagai: Rajo, Rahman Sutan
Nama yang mencantumkan kata bin atau binti, maka yang dicantumkan di depan dalam penulisan daftar pustaka adalah nama yang tercantum setelah kata bin atau binti tersebut.Misalnya: Siti Nurhaliza binti Rustam  ……………..> ditulis sebagai: Rustam, Siti Nurhaliza binti
Nama pengarang memiliki nama majemukMisalnya: Hillary Rodham-Clinton ………………………> ditulis sebagai: Rodham-Clinton, Hillary  dan bukan Clinton, Hillary Rodham.
Nama keluarga berada di bagian depan nama seperti nama-nama orang Cina, maka tidak perlu ada pembalikan nama dalam penulisan daftar pustaka. Misalnya: Wong Kam Fu   ………..> ditulis sebagai: Wong, Kam FuKecuali jika mencantumkan nama Barat, maka asas pembalikan nama ini tetap berlaku. Misalnya: Michelle Yeoh  ………….>  ditulis sebagai: Yeoh, Michelle
Penulisan nama-nama pengarang dari Eropa yang memiliki kata depan, kata sandang, atau perpaduannya juga memiliki peraturan tersendiri dalam penulisan daftar pustaka. Misalnya nama-nama Italia yang nama keluarganya didahului dengan awalan, maka kata utama ada pada awalan tersebut. Misalnya:  Leonardi Di Caprio …………………> ditulis sebagai:  Di Caprio, LeonardoAkan tetapi, nama-nama Italia yang nama keluarganya berawalan d’ de, de’, degli, dei, dan de li, maka kata utama ada nama setelah awalan itu. Misalnya: Lorenzo d’Montana …………>  ditulis sebagai:  Montana, Lorenzo d’.


C.  Cara Penulisan Daftar Pustaka

Dalam penulisan daftar pustaka kita juga harus memperhatikan hal-hal berikut ini :
- Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan alfabet, berturut-turut dari atas ke bawah, tanpa menggunakan angka arab (1,2,3, dan seterusnya).
- Cara penulisan daftar pustaka sebagai berikut:
a. Tulis nama pengarang (nama pengarang bagian belakang ditulis terlebih dahulu, baru nama depan)
b. Tulislah tahun terbit buku. Setelah tahun terbit diberi tanda titik (.)
c. Tulislah judul buku (dengan diberi garis bawah atau cetak miring). Setelah judul buku diberi tanda titik (.).
d. Tulislah kota terbit dan nama penerbitnya. Diantara kedua bagian itu diberi tanda titik dua (:). Setelah nama penerbit diberi tanda titik
e. Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama pengarangnya, maka sumber dirilis dari buku yang lebih dahulu terbit, baru buku yang terbit kemudian. Di antara kedua sumber pustaka itu dibutuhkan tanda garis panjang.
- Untuk penulisan daftar pustaka yang berasal dari internet ada beberapa rumusan pendapat :
a. Menurut Sophia (2002), komponen suatu bibliografi online adalah :
Nama Pengarang
Tanggal revisi terakhhir
Judul Makalah
Media yang memuat
URL yang terdiri dari protocol/situs/path/file
Tanggal akses.  – Menurut Winarko memberikan rumusan pencantuman bibliografi online di daftar pustaka sebagai berikut: Artikel jurnal dari internet: Majalah/Jurnal Online.
Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah (dengan singkatanresminya), nomor, volume, halaman dan alamat website.*) Nama majalah online harus ditulis miring.

Perbedaan dari Kutipan, Catatan Kaki dan Daftar Pustaka.

Perbedaan dari daftar pustaka, kutipan dan catatan kaki itu terletak pada cara kita menggunakan ketiga unsur tersebut. Pada kutipan, kalimat atau pernyataan yang kita pinjam dari orang lain berfungsi sebagai penguat dari pendapat kita di dalam suatu karangan ilmiah. Sedangkan catatan kaki berfungsi untuk menunjukan dari mana kutipan tersebut berasal, pada catatan kaki terdapat halaman, judul dan nama pengarang. Kemudian daftar pustaka memberikan gambaran tentang buku, koran atau majalah yang menjadi sumber kutipan tersebut.




Daftar pustaka

1.       Dicky Pradana Putra, Pengertian, Fungsi dan Jenis Kutipan,  http://dickypradanaputra.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-fungsi-dan-jenis-kutipan.html , 29 Novemvber 2015, 10:20.
2.       Aan Khunaifi , Kutipan , Daftar Pustaka , Catatan Kaki, http://imstuff-it.blogspot.co.id/2014/12/kutipan-daftar-pustaka-catatan-kaki.html , 29 November 2015, 10:35.
3.       Indah Rianita, Kutipan dan Daftar Pustaka, https://girlycious09.wordpress.com/tag/pengertian-kutipan/ , 29 November 2015, 11:08.
4.       Unsur-Unsur Catatan Kaki, http://bahasaindonesiayh.blogspot.co.id/2012/06/unsur-unsur-catatan-kaki.html , 29 November 2015, 13:37.




Rabu, 04 November 2015

Bahasa Indonesia 1 - Perbedaan Topik, Tema dan Judul

1. TOPIK

A. Definisi
     Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka (2007:1207) arti kata topik adalah "Pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan dan sebagainya. Topik dapat juga disebut sebagai bahan pembicaraan/ hal yang menarik perhatian umum akhir-akhir ini. Dengan demikian bila disebut topik penelitian dapat diartikan bebas sebagai pembicaraan atau ide utama yang menarik perhatian umum akhir-akhir ini dalam penelitian.
Topik juga dapat didefinisikan sebagai hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan, atau bisa disebut juga topik adalah tahap awal dalam proses penelitian atau penyusun karya ilmiah.
     Topik berasal dari bahasa Yunani: topoi adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan topik pembicaraan. Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan. Terdapat beberapa kriteria untuk sebuah topik yang dikatakan baik, diantaranya adalah topik tersebut harus mencakup keseluruhan isi tulisan, yakni mampu menjawab pertanyaan akan masalah apa yang hendak ditulis. Ciri utama dari topik adalah cakupannya atas suatu permasalahan masih bersifat umum dan belum diuraikan secara lebih mendetail.
     Topik biasa terdiri dari satu dua kata yang singkat dan memiliki persamaan serta perbedaan dengan tema karangan. Persamaannya adalah baik topik maupun tema keduanya sama-sama dapat dijadikan sebagai judul karangan. Sedangkan, perbedaannya ialah topik masih mengandung hal yang umum, sementara tema akan lebih spesifik dan lebih terarah dalam membahas suatu permasalahan.

B. Syarat-Syarat Topik
     Berikut ini beberapa syarat yang harus diperhatikan penulis dalam pemilihan topik suatu karya tulis:
Topik harus menarik perhatian penulis.Topik yang menarik perhatian akan memotivasi pengarang atau penulis secara terus-menerus mencari data-data untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Penulis akan didorong agar dapat menyelesaikan tulisan sebaik-baiknya. Sebaliknya, jika suatu topik yang sama sekali tidak disenangi penulis akan menimbulkan kekesalan. Bila terdapat hambatan pun, penulis tidak akan berusaha sekuat tenaga untuk menentukan data dan fakta yang akan digunakan untuk memecahkan masalah.
Topik harus diketahui/dipahami penulis. Penulis hendaklah mengerti serta mengetahui meskipun baru prinsip-prinsip ilmiahnya. Misalnya asal data yang digunakan berasal dari mana? , metode analisis yang digunakan, dan referensi apa saja yang akan menjadi acuan.
Jangan terlalu baru, teknis, dan kontroversial. Bagi penulis pemula, topik yang terlalu baru kemungkinan belum ada referensinya dalam kepustakaan. Topik yang terlalu teknis kemungkinan dapat menjebak penulis jika tidak benar-benar menguasai bahan penulisannya. Begitu juga topik yang kontroversial akan menimbulkan kesulitan untuk bertindak secara objektif.
Bermanfaat. Topik yang dipilih hendaknya bermanfaat. Ditinjau dari segi akademis dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun dari segi praktis.
Jangan terlalu “Luas”. Penulis harus membatasi topik yang akan ditulis. Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit dan terbatas untuk digarap sehingga tulisan bisa fokus dan tepat sasaran.
Topik yang dipilih harus berada disekitar kita.
Topik yang dipilih harus yang menarik.
Topik yang dipilih ruang lingkup terbatas.
Topik yang dipilih memiliki data & fakta yang obyektif.
Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya.
Topik yang dipilih memiliki sumber acuan.
C. Sumber-Sumber Topik
     Tak jarang seorang penulis bingung saat menentukan hendak menulis apa, rasanya semua menarik dan banyak yang sudah ditulis orang sebenarnya banyak hal yang dapat dijadikan topik tulisan. Untuk membantu menentukan topik, seperti yang disampaikan Wayne N. Thompson dalam Rakhmat (1999:20), seorang penulis dapat menemukan sumber topik dengan cara sebagai berikut.

1. Pengalaman Pribadi
Perjalanan
Tempat yang pernah dikunjungi
Kelompok Anda
Wawancara dengan tokoh
Kejadian luar biasa
Peristiwa lucu

2. Hobi dan Keterampilan
Cara melakukan sesuatu
Cara kerja sesuatu

3. Pengalaman Pekerjaan atau Profesi
Pekerjaan tambahan
Profesi keluarga

4. Pelajaran Sekolah/Kuliah
Hasil-hasil penelitian
Hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut

5. Pendapat pribadi
Kritik terhadap buku, film, puisi, pidato, iklan, siaran radio /televisi
Hasil pengamatan pribadi

6. Peristiwa Hangat dan Pembicaraan publik
Berita halaman muka surat kabar
Topik tajuk rencana
Artikel
Materi kuliah
Penemuan mutakhir

7. Masalah Abadi
Agama
Pendidikan
Sosial dan masyarakat
Problem pribadi

8. Kilasan Biografi
Orang-orang terkenal
Orang-orang berjasa

9. Kejadian khusus
Perayaan atau peringatan
Peristiwa yang eratkaitannya dengan perayaan

10. Minat Khalayak
Pekerjaan
Hobi
Rumah tangga
Pengembangan diri
Kesehatan dan penampilan
Tambahan ilmu
Minat khusus
D. Pembatasan Topik
     Pembatasan sebuah topik mencangkup konsep, variabel, data, lokasi atau lembaga dan waktu pengumpulan data. Topik yang terlalu luas menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak mendalam, dan tidak tuntas. Selain itu, pembahasan menjadi tidak fokus pada masalah utama yang ditulis atau dibaca. akibatnya pembahasan menjadi panjang, namun tidak berisi. Sebaliknya, topik yang terlalu sempit menghasilkan tulisan yang tidak (kurang) bermanfaat bagi pembacanya. Selain itu, karangan menjadi sulit dikembangkan, tidak menarik untuk dibahas ataupun dibaca. Maka dari itu, pembahasan topik dilakukan secara cermat, sesuai dengan kemampuan, tenaga, waktu, tempat, dan kelayakan yang dapat terima oleh pembacanya.

Fungsi Pembatasan Topik
Pemabatasan memungkinkan penulis untuk menulis dengan penuh keyakinan dan kepercayaan, karena topik itu benar-benar diketahuinya.
Pembatasan dan penyempitan topik akan memungkinkan penulis untuk mengadakan penelitian yang lebih intensif  mengenai masalahnya. Dengan pembatasan itu penulis akan lebih mudah memilih hal-hal yang akan dikembangkan.
Cara Membatasi Topik
Tetapkanlah Topik yang kan digarap dalam kedudukan sentral.
mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
Tetapkanlah dar rincian tadi mana yang akan dipilih.
Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.

2. TEMA

A. Definisi
     Tema berasal dari bahasa Yunani "thithenai", berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarnya yang akan ditulis atau diuraikan oleh penulis.
     Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran dalam membuat suatu tulisan. Disetiap tulisan pasti mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat. Dalam menulis cerpen, puisi, novel, dan berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberi nilai lebih pada tulisan tersebut.
     Tema juga merupakan persoalan utama yang diungkapkan oleh pengarang dalam sebuah karya kesastraan, biasanya tema diolah berdasarkan sesuatu motif tertentu yang berdiri dari pada objek, peristiwa kejadian dan sebagainya. Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa tema sebagai satu gagasan, fikiran atau persoalan utama yang mendasari sebuah karaya sastra dan terungkap secara langsung (eksplisit) atau tidak langsung (implisit). Tema dalam sebuah cerita tidak dapat dilihat sepenuhnya hingga cerita itu selesai dibaca.

B. Syarat-Syarat Tema
Tema menarik perhatian penulis.Tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha terus-menerus mencari data untuk memecahakan masalah-masalah yang dihadapi, penulis akan didorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan karya tulis itu sebaik-baiknya.
Tema dikenal/diketahui dengan baik. Maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh penulis. Berdasarkan prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha sekuat tenaga mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara, dan sebagainya sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam. Dalam keadaan demikian, disertai pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah yang dikuasainya sebagai latar belakang masalah tadi, maka ia sanggup menguraikan tema itu sebaik-baiknya.
Bahan-bahannya dapat diperoleh. Sebuah tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
Tema dibatasi ruang lingkupnya. Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.

3. JUDUL

A. Definisi    
Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.Judul juga merupakan nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersifat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan.
     Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik. Judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas. Judul tidak harus sama dengan topik. Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat luas. Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, sehingga bisa terjamin bahwa judul itu cocok dengan temanya. Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok dengan temanya. Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari karya itu, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan dalam karya itu. Ada judul yang mengungkapkan maksud pengarang, Judul karangan sedapat-dapatnya yaitu dapat menarik perhatian, menggambarkan garis besar (inti) pembahasan, serta singkat dan padat.

B. Syarat-Syarat Judul
Asli. Jangan menggunakan judul yang sudah pernah ada, bila terpaksa dapat dicarikan sinonimnya.
Relevan. Setelah menulis,baca ulang karangan anda, lalu carilah judul yang relevan dengan karangan anda (harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut).
Provokatif. Judul tidak boleh terlalu sederhana, sehingga(calon) pembaca sudah dapat menduga isi karangan anda, kalau(calon) pembaca sudah dapat menebak isinya tentu karangan anda sudah tidak menarik lagi.
Singkat. Judul tidak boleh bertele-tele, harus singkat dan langsung pada inti yang ingin dibicarakan sehingga maksud yang ingin disampaikan dapat tercermin lewat judul    
Harus bebentuk frasa.
Awal kata harus huruf kapital kecuali preposisi dan konjungsi.
Tanpa tanda baca di akhir judul karangan.
Menarik perhatian.
Logis.
Sesuai dengan isi.

C. Macam-Macam Judul
     Judul dibagi menjadi dua, yaitu:
Judul Langsung: Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubungannya dengan bagian utama nampak jelas.
Judul Tak Langsung: Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.

KESIMPULAN
Persamaannya adalah baik topik maupun tema keduanya sama-sama dapat dijadikan sebagai judul karangan. sedangkan, perbedaannya ialah topik masih mengandung hal yang umu, sementara tema akan lebih spesifik dan lebih terarah dalam membahas suatu permasalahan. Sedangkan Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik. Judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas. Judul tidak harus sama dengan topik. Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat luas.
Tema, topik dan judul tak dapat dipisahkan. Tentu saja tema memiliki ruang lingkup lebih luas daripada topik dan ruang lingkup topik lebih luas daripada judul. Jadi tema mewadahi topik dan judul. Untuk lebih jelasnya lihat hirarki dibawah ini :
JUDUL : Pemeliharaan Gajah Liar di Wai Kambas (cakupannya sempit)
TOPIK  : Pelestarian Hewan Langka (lebih luas daripada judul)
TEMA  : Pelestarian Lingkungan (lebih luas daripada topik)


Daftar Pustaka

1.       Bagus Satrio, Tugas-8 , http://bagussatriyo11.blogspot.co.id/2014/11/tugas-8_18.html , 31 Oktober 2015, 14:53.

2.       Ajeng Putri rahayu , Perbedaan Tema, Topik Dan Judul , http://ajengputrirahayu.blogspot.co.id/2013/11/perbedaan-tema-topik-dan-judul.html , 31 Oktober 2015, 15:27.

Bahasa Indonesia 1 - Outline

OUTLINE / KERANGKA KARANGAN

1.       Pengertian

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final.
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas, susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga didefinisikan sebagai satu metode dalam pembuatan karangan yang mana topiknya dipecah kedalam sub-sub topik dan mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub topik yang lebih terperinci.

2.       Manfaat

·         Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
·         Untuk menyusun karangan secara teratur. Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
·         Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. Tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula sekian macam sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.
·         Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu berbeda dengan yang diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak dapat diterima. Di pihak lain menggarap suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu, tenaga, dan materi. Kalau memang tidak dapat dihindari maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada bagian tadi.
·         Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu. Bila seorang pembaca kelak menghadapi karangan yang telah siap, ia dapat menyusutkan kembali kepada kerangka karangan yang hakekatnya sama dengan apa yang telah dibuat penggarapnya. Dengan penyusutan ini pembaca akan melihat wujud, gagasan, struktur, serta nilai umum dari karangan itu. Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan secara menyelurih, bukan secara terlepas-lepas.

3.       Cara membuat Outline

1)       Menentukan tema dan judul
Tema sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. semakin banyak penulis membiasakan membaca buku, semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema. namun, bagi pemula perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah dikembangkan. diantaranya :
-          Jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas.
-          Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
-          Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh.
Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik yang lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.
-          Judul tidak harus sama dengan topik.
-          Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat luas.
-          Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, sehingga bisa terjamin bahwa judul itu cocok dengan temanya.
-          Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok dengan temanya.
-          Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari karya itu, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan dalam karya itu.
-          Ada judul yang mengungkapkan maksud pengarang, misalnya dalam sebuah laporan eksposisi.

Syarat judul yang baik :
-          Harus relevan, judul harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau dengan beberapa bagian yang penting dari tema tersebut.
-          Judul harus dapat menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi buku atau karangan.
-          Harus singkat, tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Bila harus membuat judul yang panjang, ciptakanlah judul utama yang singkat dengan judul tambahan yang panjang.
-          Tidak provokatif.

Judul karangan yang baik :
-          singkat dan padat
-          menarik perhatian
-          menggambarkan garis besar (inti) pembahasan.

4.       Pola Outline

Secara garis besar, pola kerangka karangan dibagi menjadi dua yaitu pola alamiah dan pola logis, berikut akan di jelaskan secara singkat pola susunan kerangka karangan.

1.       Pola Alamiah

Merupakan suatu urutan unit–unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Disebut pola alamiah karena memakai pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial. Pola alamiah mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu.
Pola alamiah dapat terbagi menjadi 3 yaitu :

-          Urutan Berdasarkan Waktu (kronologis). Urutan kronologis adalah urutan yang didasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap-tahap kejadian berdasarkan kronologinya. Peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain.
-          Urutan Berdasarkan Ruang (spasial). Urutan spasial merupakan urutan yang didasarkan pada ruang atau tempat yang biasanya digunakan dalam tulisan bersifat deskriptif.
-          Topik yang ada. Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah adalah urutan berdasarkan topik yang ada . Suatu peristiwa sudah di kenal dengan bagian–bagian tertentu . Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian–bagian itu harus di jelaskan berturut–turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian–bagiannya itu.

2.       Pola Logis

Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan bagi setiap persoalan, mampu di tuang dalam suatu susunan atau urutan logis . Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri yang intern dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis.
Dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikir atau cara pikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika. Pola logis dapat dibagi menjadi 6, yaitu :

a. Urutan klimaks dan anti klimaks
Posisi suatu rangkaian yang penting berada pada akhir rangkaian disebut urutan klimaks. Sedangkan posisi yang yang penting berada di awal karangan disebut anti klimaks.

b. Kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke sebab . Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian–perincian yang menelusuri akibat–akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan–persoalan yang di hadapi umat manusia pada umumnya.

c. Urutan pemecahan masalah
Urutan pemecahan masalah dimulai dari suatu masalah tertentu kemudian berkembang menuju kesimpulan umum atau pemecahan suatu masalah tersebut. Landasan pemecahan masalah terdiri dari 3 bagian, yaitu :
Deskripsi      :  Mengenai persoalan atau masalah
Analisa         :  Mengenai sebab akibat dari persoalan
Alternatif      :  Untuk jalan keluar suatu masalah

d. Umum khusus
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di ikuti dengan pembahasan secara terperinci (khusus).

e. Familiaritas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal, kemudian berangsur–angsur pindah kepada hal–hal yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan–keadaan tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.

f. Akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca.

Daftar Pustaka


1.       Bagus Satriyo, Tugas 9 kerangka karangan Outline , http://bagussatriyo11.blogspot.co.id/2014/11/tugas-9-kerangka-karangan-outline.html , 31 Oktober 2015, 09:43.

2.       Outline kerangka karangan, http://coretanwnh.blogspot.co.id/2013/11/outline-kerangka-karangan.html ,31 Oktober 2015, 10:12.