1. Manusia dan Kegelisahan
a. Pengertian
Kegelisahan
Kegelisahan
berasal dari kata gelisah yang berarti perasaan yang mengganjal,dan merasa hati
seperti tidak tentram dan kepikiran sesuatu yang penting sekali buat diri kita
dan membuat diri kita tidak nyaman dan merasakan kecemasan.
Kegelisahan adalah hal yang tidak
terduga rupanya, bisa dirasakan sebelum sesuatu hal terjadi pada saat hal itu
terjadi, atau bahkan setelah hal itu terjadi. Sekarang bagaimana kita dapat mengendalikan kegelisahan
itu agar tidak berlarut-larut dan menimbulkan efek yang justru mengganggu
kehidupan dan perasaan kita. Jadi setiap ada hal apapun yang membuat kita
gelisah maka kita harus bersugesti hal yang baik agar membuat kita tenang, dan
selalu mengambil hikmah dari apapun yang terjadi. Efek kegelisahan bisa timbul
karena ada perlakuan yang tidak positif dari dalam diri kita sendiri. Maka dari
karena itu apabila kita melakukan suatu kejadian atau perbuatan harus di
usahakan sebisa mungkin menjalankannya dengan baik.
Kegelisahan
di dalam bahasa sekarang disebut dengan galau. Galau ini banyak contoh
kasusnya, seperti masalah cinta, pekerjaan, keluarga, dan lainnya. Manusia yang
merasa gelisah seringkali tidak dapat menjalankan pekerjaan dengan baik karena
selalu merasa tidak tenang dalam hidupnya.Bahkan orang tersebut tidak memiliki
dasar dalam melakukan suatu kegiatan.Semua itu di sebabkan oleh karena manusia
mempunyai hati dan perasaan yang takut akan kehilangan nama baik dsb.Bentuk
kegelisahan bisa bermacam-macam,misalnya merasa terasing,kesepian dan
ketidakpastian akan suatu masalah.
b. Pengertian
Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah
dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal,sehingga kata
terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau
terpencil. Jadi kata terasingberarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan
dari pegaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain. Keterasingan
adalahbagian hidup manusia. Sebentar atau lama, orang pernah mengalami hidup
dalam keterasingan sudah tentu dengan sebabdan kadar yang berbeda satu sama
lain. Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan ialah perilakunya yang
tidakdapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan
yang aa pada diri seseorang, sehingga iatida dapat atau sulit menyesuaikan diri
dalam masyarakat.
Contoh: Orang yang bersifat sombong angkuh, besar kepala,
tidak menghormati orang lai selalu akan tersisih dari pergaulan masyarakat,
karena perilaku semacam ini tidak disenangi dan dibenci oleh masyarakat. Orang
lain akan merasa tersentuh nilai-nilai kemanusiaannya apabila bergaul dengan
orang angkuh, sombong, dan tidak menghormati orang lain. Karena itu ia dibenci
orang lain, sehingga membuat ia dalam keterasingan.
c. Pengertian
Kesepian
Kesepian adalah keadaan emosi dan kognitif yang tidak bahagia
yang diakibatkan oleh hasrat akan hubungan akrab
tetapi tidak dapat mencapainya. Individu yang tidak menginginkan teman bukan
orang yang kesepian, tetapi seseorang yang menginginkan teman dan tidak
memilikinyalah orang yang kesepian. Kesepian adalah pengalaman subjektif.
Kesepian juga dideskripsikan sebagai kesakitan sosial - suatu
mekanisme psikologis untuk memperingatkan seorang individu atas isolasi yang
tidak diinginkan dan memotivasinya untuk mencari hubungan sosial.
d. Pengertian
ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti
artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan , tidak tahu, tanpa arah yang
jelas ,tanpa sal usul yang jelas . Ketidak pastian artinya keadaan yang pasti ,
tidak tentu , tidak dapat ditentukan , tidak tahu, keadaan tanpa arah yang
jelas , keadaan tanpa asal – usul yang jelas itu semua adalah akibat
pikirannnya tidak konsentrasi . Ketidak konsentrasiannya disebabkan oleh
berbagai sebab , yag jelas pikirannya kacau .
Ketidakpastian adalah sebutan yang digunakan dengan berbagai
cara di sejumlah bidang, termasuk filosofi,
fisika, statistika,
ekonomika, keuangan,
asuransi,
psikologi,
sosiologi,
teknik,
dan ilmu pengetahuan informasi. Ketidakpastian
berlaku pada perkiraan masa depan hingga pengukuran
fisik yang sudah ada atau yang belum diketahui.
Contohnya, jika Anda tidak tahu apakah besok hujan, maka Anda mengalami
ketidakpastian. Bila Anda menerapkan kemungkinan ini pada hasil memungkinkan
yang menggunakan perkiraan cuaca atau penilaian
kemungkinan terkalibrasi, Anda telah memperkirakan ketidakpastian.
2.
Macam – macam kegelisahan
Menurut Sigmund Freud, ahli psikoanalisa berpendapat bahwa ada tiga
macam kecemasan atau kegelisahan yang menimpa manusia yaitu:
- Kegelisahan
Objektif
adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau
suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam
lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman
bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti
kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia
berada dekat dengan benda-benda tertentu atau dalam keadaan tertentu dari
lingkungan.
- Kegelisahan
Neoritis
timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut
Sigmund Freud kecemasan ini dibagi tiga macam yakni; kecemasan yang timbul
karena penyesuaian diri dengan lingkungan, bentuk ketakutan yang irasional
(phobia), dan rasa takut lain karena gugup, gagap dan sebaganya.
- KegelisahanMoril
disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam-macam
emosi antara lain: rasa iri, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang.
Semua itu merupakan sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan
berdasarkan konsep yang kurang sehat. Sikap seperti itu sering membuat
orang merasa khawatir, cemas, takut, gelisah dan putus asa. Bila dikaji
sebab-sebab orang gelisah adalah karena hakekatnya orang takut kehilangan
hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari
dalam maupun dari luar.
3 .Sumber Kegelisahan
1.
Cinta Diri
Kecintaan
seseorang terhadap dirinya merupakan hal yang wajar, namun sebagian orang telah
berlebihan dalam mempertahankan cinta tersebut, sehingga terbebani dengan
berbagai macam penderitaan dan rasa sakit. Dalam pembahasan ini, yang dimaksud
cinta diri adalah kecintaan melampaui batas, perhatian berlebihan terhadap diri
sendiri, dan sangat sensitif terhadap segala hal yang berkaitan dengan itu,
sehingga ia tidak mendapati musibah yang lebih parah dari penyakit tersebut.
Ya perhatian yang berlebihan terhadap diri akan menyebabkan munculnya keinginan
buruk dalam diri seseorang, seperti ingin meraih kecintaan dari semua manusia,
mengharapkan kehadiran mereka dengan patuh dan mau melaksanakan perintahnya
secara keseluruhan demi memperoleh kerelaannya.
2. Lalai dalam Mengingat Allah
Dalam beberapa
hadits dan riwayat Shahih disebutkan bahwa was-was dalam keadaan tertentu akan
muncul sebagai akibat kelalaian seseorang dalam mengingat Allah, berpaling dari
(mencari) hikmah-Nya, dan mengentengkan perintah dan larangan-Nya. Terkadang
was-was juga akan muncul dari setan yang telah mengguncangkan jiwanya.
Ya, orang yang hatinya bersih dan yakin kepada Allah tidak akan terkena
penyakit ini, kecuali bila menderita cacat atau penyakit tertentu. Dari sudut
pandang agama, mengingat Allah ibarat benteng kuat dan baju besi yang
melindungi manusia dari berbagai macam bahaya, seperti penyakit kejiwaan.
Sebagaimana, kita juga dapat menjadikannya sebagai pijakan dalam proses
pengobatannya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa was-was bisa muncul sebagai
akibat perbuatan haram dan mungkar, sebaliknya mencari perlindungan Allah dapat
mencegah seseorang dari
dampak negatifnya.
3. Gejolak Hati
Terkadang was-was muncul dalam keadaan tertentu lantaran kegalauan hati yang
sangat keras akan hal-hal yang spele dan remeh. Ketika ia tidak mendapatkan
sesuatu yang dapat menyibukkan dirinya, ia akan memikirkan problem dan khayalan
sia-sia, sehingga sering kali hal itu menyeretnya kedalam kubangan was-was.
Karena itu, ketika seorang anak kecil megotori badannya, maka ia akan segera
melawan guncangan jiwa lantaran takut akan hukuman ibunya dengan cara mencuci
kotoran tersebut berulang kali. Dan, pengulangan itu memberikan kemungkinan
bagi muncul dan tertanamnya pemikiran yang bersifat was-was tersebut. Sebagian
orang berkeyakinan bahwa pemikiran yang disertai perasaan was-was sebenarnya
merupakan sejenis kegelisahan yang timbul dari penyakit kejiwaan yang dapat
disembuhkan dengan mudah.
4. Rasa Takut dan Malu
Mungkin,
sifat malu merupakan salah satu diantara faktor penyebab was-was, sebab seorang
pemalu adalah orang yang takut berdiam diri dan inilah yang mengharuskan kita
membahas tentang sebab-sebabnya pada anak-anak.
Karena itu, mereka yang pada masa kecilnya telah mendapatkan pelecehan dan
perlakuan keras, pada masa dewasanya tidak akan mampu menghadapi problem yang
sangat besar dan menyelesaikannya secara benar. Ini menunjukkan bahwa seorang
pemalu akan berusaha dengan berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan
dengan sebaik-baiknya agar tidak menjadi bahan penilaian dan cemoohan orang
lain. Inilah yang mendorongnya melakukan pekerjaan secara berulang agar dapat
menyelesaikannya sebaik mungkin, yang pada akhirnya menjerumuskannya kedalam
was-was.
5. Tidak Merasa Aman
Dalam keadaan
tertentu, perasaan tidak aman merupakan faktor penyebab terjadinya was-was.
Dengan kata lain, sebagian orang akan menderita was-was lantaran dirinya
merasakan tidak adanya keamanan. Terkadang, perasaan semacam ini merupakan
akibat dari lemahnya kepribadian dan tidak adanya kemampuan dalam
mengendalikan diri.
Tidak diragukan lagi bahwa benturan kejiwaan yang datang secara tiba-tiba pada
diri seseorang akan mendorong munculnya perasaan tidak aman dalam diri , yang
kemudian akan menyebabkan tertimpa was-was. Sebagaimana, tekanan jiwa akan
menghilangkan perasaan aman dalam pikiran seseorang. Ini juga merupakan
penyebab lemahnya kepribadian dan menjadikannya sebagai sasaran empuk bagi
penyakit was-was.
6. Jiwa yang Lemah
Kelemahan jiwa dalam diri seseorang dapat mencapai
suatu taraf dimana ia sendiri kehilangan kekuatan untuk mengendalikannya,
sehingga kita mendapatinya dengan terpaksa menyerah dihadapan kejadian-kejadian
yang dialaminya. Ketika ia menampakkan keinginan agar seluruh pekerjaannya
sebanding dengan orang yang lebih utama darinya, maka perasaan ini akan berubah
kedalam bentuk perasaan lemah.
4.
Usaha – usaha untuk mengatasi kegelisahan
untuk mengatasi rasa kegelisahan-kegelisahan tersebut, yaitu:
- Hindari perbuatan salah / dosa
Contoh kasus : jika kita sedang mengendarai motor, maka patuhilah
peraturan berkendara yang telah ditetapkan. Jadi, jika ada operasi tidak
akan membuat kita gelisah karena misalnya tidak punya SIM, tidak pakai
helm standar dll. Begitu pula dalam kehidupan beragama, jalankanlah ajaran
agama dengan benar agar tidak menimbulkan rasa berdosa di kemudian hari
kelak.
- Berperilaku jujur
Misalnya, jujur kepada orang lain mengenai siapa diri kita
sebenarnya. Tak perlu sok-sokan bergaya ini-itu jika nyatanya tidak benar
/ bohong belaka. Ingatlah kalau membuat satu kebohongan dapat menciptakan
banyak kebohongan lainnya kemudian.
- Percaya diri
Contoh kasus : mungkin kita gelisah atau merasa minder saat bergaul
dengan orang-orang yang kita rasa mereka lebih pintar dari kita.
Percayalah, bahwa Tuhan menganugerahkan kemampuan yang berbeda-beda pada
makhluknya. Jika mereka lebih pintar daripada kita pada satu bidang, belum
tentu kita tak akan lebih pintar daripada mereka di bidang yang lain.
- Mendengarkan musik
mungkin akan bisa sedikit meredakan perasaan gelisah kita jika
memang perasaan gelisah tersebut sudah memuncak, cobalah putar musik yang
sekiranya bisa mengalihkanmu.
- Evaluasi diri
Mungkin perasaan gelisah yang sedang kita alami adalah merupakan
akibat suatu kesalahan yang pernah kita lakukan. Coba telusuri, dan
cobalah untuk memperbaikinya. Jadikan yang sudah berlalu sebagai
pengalaman hidup. Mulailah hari-hari baru dan jangan pernah melakukan
kesalahan yang sama.
- Jangan segan untuk meminta maaf
Jika pernah berbuat salah kepada seseorang, jangan segan untuk
meminta maaf. Begitu sebaliknya, jangan pernah ragu untuk menerima
permintaan maaf dari seseorang yang pernah berbuat salah terhadap kita.
Sumber :