Kemiskinan sering sekali dikaitkan dengan ilmu pengetahuan. Banyak orang
yang menilai bahwa orang yang miskin itu berarti orang yang memiliki ilmu
pengetahuan yang kurang sehingga mereka tidak mampu untuk mencapai penghasilan
yang banyak, atau bahkan ereka cenderung malas untuk bekerja.
Hal ini juga berkaitan dengan kebijakan-kebijakan baru yang dikeluarkan
oleh pemerintah terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Banyak orang yang terus menerus menggali ilmu utuk dapat menciptakan sesuatu
yang baru dan mempermudah pekerjaan individu atau kelompok. Tetapi tanpa sadar
memiliki dampak negatif bagi kalangan masyarakat tertentu. Sehingga menyebabkan
perekonomian yang tidak merata.
A.
ILMU
PENGETAHUAN
Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk
menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam
manusia. Segi-segi ini dibatasi
agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan
membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya.
Secara umum, Ilmu pengetahuan merupakan suatu pangkal tumpuan (objek)
yang sistematis, mentoris, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif.
Jadi ilmu pengetahuan adalah sebuah dasar atau bekal bagi seseorang yang
ingin mencapai suatu tujuan yang diharapkannya. Tanpa ilmu pengetahuan, manusia
tidak bisa mencapai apa yang diinginkannya.
Ilmu pengetahuan memberikan setiap manusia ilmu-ilmu dasar untuk
melakukan sesuatu. Ilmu pengetahuan bisa dicari dimana saja, tidak hanya dari
buku pelajaran saja. Tetapi ilmu pengetahuan juga bisa diambil dari berbagai
sumber seperti koran, majalah, televisi, radio, komik sains, ataupun pengalaman
seseorang bahkan dari kitab suci.
SYARAT ILMU
PENETAHUAN :
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang apa
penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiahsesuatu dapat
disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh
paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.
1. Objektif. Ilmu harus
memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat
hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat
bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam
mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu
dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan
subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk
meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran.
Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran.
Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara
umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada
metode ilmiah.
3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan
menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang
teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh,
menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut
objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab
akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran
universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga
bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat.
Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang
dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan
manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu
sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.
B.
TEKNOLOGI
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang
yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan
pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Penemuan prasejarah
tentang kemampuan mengendalikan api telah menaikkan ketersediaan sumber-sumber
pangan, sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia dalam beperjalanan dan
mengendalikan lingkungan mereka. Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di
antaranya mesin cetak, telepon, dan Internet, telah memperkecil hambatan fisik
terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas
dalam skala global. Tetapi, tidak semua teknologi digunakan untuk tujuan damai;
pengembangan senjata penghancur yang semakin hebat telah berlangsung sepanjang
sejarah, dari pentungan sampai senjata nuklir.
Teknologi telah memengaruhi masyarakat dan sekelilingnya
dalam banyak cara. Di banyak kelompok masyarakat, teknologi telah membantu
memperbaiki ekonomi (termasuk ekonomi global masa kini) dan telah memungkinkan
bertambahnya kaum senggang. Banyak proses teknologi menghasilkan produk
sampingan yang tidak dikehendaki, yang disebut pencemar, dan menguras sumber
daya alam, merugikan dan merusak Bumi dan lingkungannya. Berbagai macam
penerapan teknologi telah memengaruhi nilai suatu masyarakat dan teknologi baru
seringkali mencuatkan pertanyaan-pertanyaan etika baru. Sebagai contoh,
meluasnya gagasan tentang efisiensi dalam konteks produktivitas manusia, suatu
istilah yang pada awalnynya hanya menyangku permesinan, contoh lainnya adalah
tantangan norma-norma tradisional.
Teknologi merupakan “aplikasi ilmu” dan engineering untuk
mengembangkan mesin dan prosedur agar memperluas dan memperbaiki kondisi
manusia atau paling tidak memperbaiki efisiensi manusia pada beberapa aspek.
C.
KEMISKINAN
Kemiskinan adalah
keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan
dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya
akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global.
Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara
yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi
memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
·
Gambaran
kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan.
Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan
pelayanan dasar.
·
Gambaran
tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan
untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi.
Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup
masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada dua gambaran yang
lainnya.
·
Gambaran
tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna
"memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di
seluruh dunia. Gambaran tentang ini dapat diatasi dengan mencari objek
penghasilan diluar profesi secara halal. Perkecualian apabila institusi
tempatnya bekerja melarang.
-
PENYEBAB KEMISKINAN :
Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
·
penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai
akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin. Contoh dari
perilaku dan pilihan adalah penggunaan keuangan tidak mengukur pemasukan.
·
penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan
keluarga. Penyebab keluarga juga dapat berupa jumlah anggota keluarga yang
tidak sebanding dengan pemasukan keuangan keluarga.
·
penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan
kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam
lingkungan sekitar. Individu atau keluarga yang mudah tergoda dengan keadaan
tetangga adalah contohnya.
·
penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang
lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi. Contoh dari aksi orang lain
lainnya adalah gaji atau honor yang dikendalikan oleh orang atau pihak lain.
Contoh lainnya adalah perbudakan.
·
penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan
hasil dari struktur sosial.
Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran
adalah sebagai akibat dari kemalasan, namun di Amerika Serikat (negara terkaya
per kapita di dunia) misalnya memiliki jutaan masyarakat yang diistilahkan
sebagai pekerja miskin; yaitu, orang yang tidak sejahtera atau rencana bantuan
publik, namun masih gagal melewati atas garis kemiskinan.
D.
HUBUNGAN ANTARA ILMU PENGETAHUAN , TEKNOLOGI
DAN KEMISKINAN
Ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam
peranannya untuk memenuhi kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan digunakan untuk
mengetahui “apa” sedangkan teknologi mengetahui “bagaimana”. Ilmu pengetahuan
sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni yang
berhubungan dengan proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang saling
berinteraksi. Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan, sementara teknologi
mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya.
Ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya, keduanya menghasilkan suatu
kehidupan di dunia (satu dunia), yang diantaranya membawa malapetaka yang belum
pernah dibayangkan. Oleh karena itu, ketika manusia sudah mampu membedakan ilmu
pengetahuan (kebenaran) dengan etika (kebaikan), maka kita tidak dapat netral
dan bersikap netral terhadap penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau
mengambil keputusan terhadap sikap ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu
mendapat pertimbangan moral dan ajaran agama.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan
bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan
dari suatu sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam kerangka
nasional seperti kemiskinan.
Dalam hal
kemiskinan struktural, ternyata adalah buatan manusia terhadap manusia lainnya
yang timbul dari akibat dan dari struktur politik, ekonomi, teknologi dan
sosial buatan manusia pula. Perubahan teknologi yang cepat mengakibatkan
kemiskinan, karena mengakibatkan terjadinya perubahan sosial yang fundamental.
Sebab kemiskinan diantaranya disebabkan oleh struktur ekonomi, dalam hal ini
pola relasi antara manusia dengan sumber kemakmuran, hasil produksi dan
mekanisme pasar. Semuanya merupakan sub sistem atau sub struktur dari sistem
kemasyarakatan. Termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Rata-rata
orang yang hidup di bawah garis kemiskinan belum dapat membaca maupun menulis.
sedangkan salah satu cara memberantas kemiskinan adalah dengan ilmu
pengetahuan. Dengan dapat membaca dan menulis, seorang pemulung sampah bisa
berkesempatan mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan menghasilkan banyak
uang. Dengan ilmu pengetahuan, dapat merubah seorang pengamen untuk berpikir
kreatif dan memulai membuka suatu usaha dengan memanfaatkan teknologi yang ada.
E.
KESIMPULAN
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sangat cepat
dewasa ini. Banyak sekali penemuan-penemuan baru yang telah dirilis untuk
mempermudah suatu pekerjaan. Begitu banyak orang yang terus menggali ilmunya
untuk menciptakan sesuatu. Tetapi di lain sisi masih banyak orang bahkan tidak
bisa membaca. Padahal sumber daya manusia yang dapat membantu mereka yang
kurang beruntung tersedia sudah semakin banyak. Tetapi banyak dari mereka yang
tidak peduli dan fokus terhadap dirinya sendiri. Pemerintah juga kurang memberi
kebijakan yang berarti yang baik bagi masyarakat modern maupun masyarakat tidak
modern dengan kemiskinan yang dialaminya. Dari sini
kita bisa simpulkan bahwa Ilmu
pengetahuan dan teknologi memiliki kaitan yang erat, yakni teknologi merupakan
penerapan dari ilmu pengetahuan.Perubahan teknologi yang cepat dapat
menyebabkan kemiskinan, karena dapat menyebabkan perubahan sosial yang
fundamental.
SUMBER :